Lihat ke Halaman Asli

Ina Barina

Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Mantra Tersembunyi dalam Menulis

Diperbarui: 6 Juni 2021   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(writing illustration from freepik.com)

Menulis bukanlah hanya tentang kata yang terangkai menjadi kalimat dan membentuk susunan maksud. Menulis bagi saya adalah tentang mengenali dunia. Aksara demi aksara yang saya rangkai menjadi cerita tersembunyi saya dalam menyusuri setiap lorong dunia. 

Mulai dari cerita tentang kebahagiaan, lika-liku asmara, kehilangan, hingga yang paling hebat adalah tentang patahnya sayap harapan. Berbagai alunan cerita rasa itu membuat saya semakin tertarik jauh kedalam dunia-dunia yang sebelumnya tidak pernah saya sentuh.

Saya termasuk orang yang kurang bisa mengekspresikan apa yang saya rasakan, secara jujur dan nyata. Tetapi, menulis telah berhasil membuka setiap jendela yang ada dalam ruang pikiran saya. 

Lewat kata dan kalimat, saya mampu merangkai apapun yang menjadi ingin saya. Dunia menulis ini memungkinkan saya untuk merajut alunan rasa menjadi deretan karya. Bukan hanya menjadi sebuah buku harian, tetapi dunia ini mampu membuka mata saya dalam menebarkan kebaikan lewat aksara.

Salah satu hal yang menyadarkan saya bahwa menulis adalah suatu dunia yang luar biasa, dimana sedikit coretan saya mampu membuat seseorang yang sayapnya patah mulai berani untuk kembali melihat semesta yang lebih luas. 

Saya pernah ada di posisi seseorang itu, rasa sesak yang memenuhi dada, airmata yang tak lagi terasa, hingga sayap yang rasanya telah dipatahkan menjadi puluhan bagian dan membuat saya tidak akan sanggup untuk terbang. 

Katanya, sedikit coretan saya itu mampu membuka mata seseorang tersebut bahwa semesta tidaklah sesempit itu. Terkadang, kita tidak memerlukan sayap untuk berlari, pun pula ketika kita berenang. Jika hidup telah kehilangan sayapnya, maka berenanglah dalam lautan harapan. Jika lautan telah mengering, maka berjalanlah diantara jalanan yang penuh cahaya.

Hal sesederhana itu mampu membuat dunia ini terasa begitu luar biasa. Dunia menulis yang kadang sering dianggap remeh bagi orang awam, justru menyimpan berbagai mantra yang luar biasa hebatnya dalam menyembuhkan perasaan yang terluka ataupun hidup yang terpatahkan. 

Semakin kuat sebuah rasa, semakin aksara mampu mewakilinya. Aksara itu bergerak menjelma menjadi karya-karya yang luar biasa, entah dalam menebar kebaikan ataupun sekedar untuk lebih memperkenalkan dunia kepada mereka yang merasa sempit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline