Lihat ke Halaman Asli

Iman Agung Silalahi

Pembelajar hidup sehat holistik

Air Mineral: Tidak Membunuh Virus Corona tapi Harus Diminum Penderita Diabetes! Kenapa?

Diperbarui: 15 Juli 2021   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segelas air minum/dokpri

Halo sahabat dan kerabat, khususnya sesama diabetesi yang bersemangat. Salam hebat dan juga salam sehat!

Pandemi Covid-19 masih terus mengancam nyawa. Korban yang meninggal dunia semakin terus bertambah-tambah. Tiada hari tanpa tangisan dukacita.

Sampai tanggal 14 Juli 2021, jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia adalah 188 juta, dan 4,06 juta orang di antaranya kehilangan nyawanya. Sementara di Indonesia jumlah orang yang telah terdeteksi positif terinfeksi adalah 2,67 juta, dan 69.210 orang di antaranya meninggal dunia.

Sampai sejauh ini, belum ada obat yang cespleng untuk mengobati pasien covid-19. Bahkan, pengobatan pasien covid-19 disebutkan semakin sulit pada pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan sebagainya. Tapi virus Corona dapat dikalahkan oleh sistem imun yang kuat di dalam tubuh seseorang yang menjalankan gaya hidup sehat.

Walau minum air mineral adalah salah satu dari gaya hidup sehat. Tapi minum air mineral saja  tidak akan membunuh virus penyebab Covid-19. Kalau begitu, seberapa penting manfaat minum air mineral bagi pasien Covid-19, apalagi pasien dengan komorbid diabetes?

Yuk ikuti terus tulisan saya ini sampai ke titik penghabisan. Saya akan paparkan apa yang para ahli telah katakan dan tentu saja yang saya sendiri sudah praktekkan tentang kenapa minum air mineral sangat diperlukan oleh siapa saja yang ingin menjaga atau mendapatkan kembali kesehatan.

= = =

Tadinya kita berharap agar Indonesia bebas Covid-19 pada bulan Agustus 2021. Itu target yang dicanangkan Ketua Satgas (Satuan Tugas) Penangangan Covid-19 (saat itu), Doni Monardo pada bulan Maret 2021 yang lalu. Tentu ada alasan-alasan di balik optimisme untuk mencapai target tersebut.

Alasan optimisme yang pertama adalah karena pada bulan Maret lalu terjadi penurunan angka kasus baru. Pada bulan Maret itu, angka kasus baru adalah sekitar 5.000-6.000 orang per hari. Itu jauh berkurang dari lonjakan kasus yang terjadi pada bulan Januari. Pada bulan Januari, angka kasus baru melonjak sampai di atas 10.000 orang rata-rata per hari sebagai akibat banyaknya aktivitas masyarakat di hari-hari libur akhir tahun 2020.

Alasan optimisme yang kedua adalah karena angka kasus baru pada bulan Maret lalu adalah lebih kecil dari angka kesembuhan. Pada bulan Maret itu, angka kasus baru yang berada di sekitar 5.000-6.000 orang per hari itu lebih kecil dari angka kesembuhan yang berada di sekitar 6.000-8.000 orang per hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline