Lihat ke Halaman Asli

Imam Subkhan

Author, public speaker, content creator

Seri Motivasi Hidup: Kopi Pagi, Masalah, dan Langkah Pertama

Diperbarui: 1 Desember 2020   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rutininas pagi, baca koran kompas dan menikmati kopi manis di rumah/dokpri

Sejenak saya membaca koran pagi ini sembari ditemani secangkir kopi manis. Sebenarnya saya tak terlalu penyuka kopi, tetapi pagi ini, rasa-rasanya hasrat saya untuk menikmati sesuatu yang panas atau minimal hangat begitu membuncah. Ditambah cuaca pagi yang dingin, sementara mentari masih enggan untuk menampakkan diri. 

Biasanya bagi perokok berat, pagi hari menjadi momentum paling pas dan nikmat untuk menyeruput kopi pahit ditemani asap rokok yang keluar masuk dari mulut. Jika sudah seperti ini, seolah-olah hidup tak ada masalah, tak ada beban, tak ada aral, semua mulus-mulus saja dan berakhir bahagia.  

Ya begitulah hidup. Benar kata orang bijak, bahwa hidup memang harus dinikmati. Termasuk masalah yang sedang kita hadapi. Masalah muncul sebenarnya manakala kita pikirkan. Tetapi jika kita tak memikirkannya, masalah itu seolah-olah lenyap dari diri kita. Pertanyaannya, apakah kita tak usah memikirkan masalah yang membuat hidup kita menjadi terbebani?

Mungkin yang tepat adalah kita tak usah berpikir tentang masalah atau problem itu sendiri, tetapi yang kita pikirkan adalah jalan penyelesaiannya. Karena pengertian masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Artinya, yang perlu kita pikirkan secara serius adalah solusi atau cara mengatasinya. 

Dan itu hanya bisa terwujud, manakala kita sudah memulai langkah pertama untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah aksi pertama kita itulah yang menentukan langkah-langkah berikutnya untuk merampungkan semua persoalan yang sedang kita hadapi.

Ada lagi pepatah bijak yang lain, kita tak boleh lari dari masalah. Masalah sekecil dan seberat apa pun harus kita hadapi. Tuhan Maha Tahu tentang porsi masalah buat kita. Tuhan maha bijak juga bahwa kita mampu untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Tuhan tidak membebani seseorang dengan sesuatu yang tak sanggup untuk memikulnya. 

Tuhan selalu memberikan jalan dan solusi buat kita. Meskipun jalan Tuhan tersebut harus kita pancing dengan usaha dan ikhtiar kita, yaitu langkah pertama. Ibarat orang menulis, kita harus berani menulis paragraf pertama, kalimat pertama, kata pertama, dan huruf pertama. Tanpa paragraf pertama, mustahil akan lahir paragraf kedua, ketiga, dan seterusnya.

Seperti Air Mengalir?

Ada juga pepatah yang seolah-olah bijak, yaitu hidup seperti air mengalir, maka kita nikmati dan ikuti ke mana arus air itu menuju. Kita jangan menentang derasnya air yang mengalir, kita ikuti saja, maka kita akan selamat. Benarkah demikian? Pertanyaannya, apakah aliran air tersebut selalu menuju pada sesuatu yang baik. 

Bukankah air akan secara random menuju ke tempat-tempat yang lebih rendah selama ada akses menuju ke sana? Muara air tak selalu pantai yang indah, airnya bening, udaranya bersih, dan pemandangan yang menakjubkan. Adakalanya air berakhir di comberan yang kotor dan menjijikkan.

Dari ilustrasi ini, apakah kita akan tetap memegang prinsip seperti air mengalir? Dan kita siap terbawa arus ke mana pun air bermuara? Berarti hidup kita tengah berjudi dan berspekulasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline