Lihat ke Halaman Asli

Ilya Ainur

Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

Diary Ramadhan | Day 24

Diperbarui: 17 Mei 2020   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Diary #Day24

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Al-Isra`: 23).

Hari ini Yana sudah janjian dengan Euis akan pergi ke suatu kafe di sekitar alun-alun kota. Sekalian menghabiskan waktu bersama. Untuk mengobrol tentang kehidupan masing-masing mereka. Ingin mengobrol tentang hal yang sama-sama mereka lewati tanpa bersama. Seperti biasa Yana mengajak Euis menuju Kafe naik angkot saja. Padahal jika mau Yana bisa minta antar ke mamah dan papa nya. Atau menggunakan motor padahal dia bisa. Atau bisa saja naik taksi online, ojek online yang merupakan moda transportasi yang lebih praktis dibandingkan angkot. Tapi angkot tetap primadona di mata Yana.

"Assalamualaikum, Euis." Yana mengucap salam saat sampai di depan pintu rumah Euis.

"Waalaikumsalam. Yana ya? Euis ada di dalam tunggu dulu yuk di dalam." ucap kakak Yana yang tadi juga membuka pintu.

"Iya kak makasih."

"Sama-sama. Tunggu dulu ya. Euisnya lagi ngerjain dulu apa tuh di belakang."

"Ohya kak gak papa saya tunggu di sini."

Yana menunggu Euis yang entah sedang apa. Kakaknya saja tidak bilang. Yana hanya duduk di ruang tamu yang juga menyatu dengan ruang tv yang nampaknya juga ini adalah ruang keluarga. Dalam ruangan itu juga ada dua dua pintu berjejeran yang itu adalah kamar kakak Euis dan kamar Euis. Lalu ada satu pintu menuju ke belakang. Yang di sana ada sebuah ruangan makan juga satu kamar lagi. Lalu masih di ruangan yang sama juga menyatu dengan kamar mandi dan dapur. Begitulah rumah Euis rumah yang setiap jengkalnya Yana hafal jelas. Sedari kecil Yana sudah sering bermain bersama Euis di sini. Begitupun Euis yang sering bermain di rumah Yana.

"Yan maaf ya nunggu lama." pungkas Euis saat menghampiri Yana yang masih duduk dan terus pikirannya berkelana.

"Nggak papa Is. Gimana udah siap?" tanya Yana melihat Euis yang nampak sudah seperti siap untuk berangkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline