Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Ria Ricis, Medsos, dan Ruang Privat

Diperbarui: 29 Januari 2023   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber foto: ipopba dipublikasikan kompas.com

Setiap orang punya hak untuk berbicara. Tapi hak itu dibatasi oleh kesadaran pribadi. Jika kesadarannya lemah karena kalah dari hasrat, maka runyamlah cerita.

Ria Ricis, pesohor media sosial itu jadi sorotan di twitter. Pasalnya dia mendesak lawan bicaranya untuk membuka kesedihan.

Saat lawan bicaranya enggan bicara masalah keluarga yang menyedihkan, Ria Ricis terkesan mendesaknya agar si lawan ngomong soal keluarga.

Jika misalnya desakan itu hanya empat mata, ya tentu saja tak tepat. Tak boleh mendesak orang untuk menceritakan hal privatnya.

Jika empat mata saja tak boleh, apalagi sampai jadi konten yang dilihat banyak orang. Tak elok kiranya meminta orang berbicara hal privat dan jadi sorotan banyak manusia melalui dunia maya.

Kasus Lain

Saya juga tak sepakat jika hal privat diumbar melalui media sosial. Misalnya membeberkan ukuran daleman.

Sekalipun pengungkapkan hal privat itu secara sadar, tetap saja tak pantas jika dilakukan secara terbuka. Termasuk juga bertanya apakah Anda "berdiri" ketika begitu? Pertanyaan itu kemudian disiarkan di media sosial.

Ada hal-hal yang memang selayaknya kita jaga. Tak diumbar ke publik. Hal-hal privat perlu kita jaga agar tak dibeberkan ke publik.

Sesuatu yang "malu" dan privat dari diri kita, kita tutupi agar tak memalukan. Bukan malah diumbar dan dibicarakan secara terbuka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline