Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sedih, Antar Tetangga Buka Usaha Seragam

Diperbarui: 12 Agustus 2021   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto: Shutterstock/Rembolle dipublikasikan kompas.com

Dalam beberapa kesempatan ketika keluar rumah, saya mendapati ternyata beberapa orang mulai membikin usaha di rumah. Fenomena ini muncul ya di masa pandemi. Tentu saya senang. Tapi di sisi lain saya sedih.

Mereka yang membuka usaha itu orang desa. Orang yang hidup di desa. Persoalannya menurut saya adalah, mereka membuka usaha yang sama, toko kelontong, jajan anak, dan mainan anak. Mereka bersaing jualan hal yang sama di tempat yang tak basah.

Saya lihat sendiri, daya beli di desa tak setinggi di kota. Faktornya macam-macam kenapa daya belinya rendah. Misalnya, pendapatan per rumah tak besar, lalu lalang orang luar tak banyak.

Di desa, orangnya ya itu-itu saja. Beda dengan daerah kota yang ramai, di mana jadi tujuan banyak orang dari "luar". Orang "luar" itu akan mengeluarkan uang di daerah ramai itu.

Kembali ke desa. Sekarang kalau aku melihat, jika tiap 25 meter ada warung kelontong, lalu sebesar apa pasarnya? Wong penduduknya sedikit, pendatangnya juga tak ada.

Jika tiap 25 meter ada warung kelontong, rebutan pasar? Ya bagaimana mau rebutan dan memberi hasil memadai, wong pasarnya saja sedikit. Beda ceritanya kalau di kota, tiap 10 meter ada warung makan. Mereka bertarung riuh dan semangat karena pasarnya besar.

Kembali ke desa. Warung-warung di desa yang bermunculan itu baru persaingan antarorang di desa. Belum lagi warung modern "yang itu" sudah masuk hampir ke desa. Warung "yang itu" lebih menarik karena lebih modern, lebih berwarna.

Jadi bersaing bukan hanya dengan tetangga, tapi juga dengan pengusaha dari kota yang mulai merambah ke desa. Nah, yang namanya saingan mencari nafkah atau kompetisi mencari nafkah, ada potensi gesekan. Kalau ada gesekan antarte tangga kan ngga mengenakkan. Ya semoga saja tak terjadi.

***
Melihat fenomena itu saya juga tak punya pandangan. Tak punya solusi. Masalah bisnis orang kecil, peredaran uang, pangsa pasar adalah hal yang kompleks.

Butuh banyak sudut pandang. Ya harapannya, orang-orang pandai bisa memberi solusi. Disampaikan ke pemerintah dan bisa menjadi jalan tengah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline