Lihat ke Halaman Asli

ILHAM CAHYA BAHTERA

19.96.1650//19IK10

Fenomena Balap Liar di Kalangan Remaja

Diperbarui: 29 April 2021   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Balap liar atau ajang saling pacu kendaraan yang dilakukan oleh para remaja yang bukan ditempat semestinya tentu saja menjadi aktivitas yang mengganggu dan merugikan. Baik kepada dirinya sendiri ataupun oranglain.

Mereka melakukan aksinya dengan beberapa alasan, mulai dari hanya sekedar iseng hingga memang melakukan balapan hingga merembet perjudian. Remaja masa kini yang mudah terpengaruh infromasi dari media ataupun dunia maya tentu menjadi awal titik permasahan. Dunia maya yang kini banyak menyebarkan konten-konten tentang balap liar dapat mempengaruhi dan menyeret pada remaja yang masih belum stabil pola pikirnya untuk meniru dan mengikuti apa yang mereka lihat. 

Tanpa memikirkan resiko yang bisa terjadi, mereka sering melakukan aksi dengan nekat dan tanpa menggunakan alat pengaman diri atau safety riding. Ini juga berimbas pada angka kecelakaan lalu lintas yang naik karena efek dari balap liar yang menggunakan jalan umum ataupun memakan korban, baik dari si pengendara ataupun orang lain yang menjadi korban.

Mirisnya pada masa kini balap liar dianggap sebagai alat untuk beradu gengsi. Efek yang ditimbulkan adalah makin banyak remaja yang mulai ikut dalam ajang illegal ini. Mereka yang tadinya tidak tertarik dan tidak paham akan hal seperti ini pada akhirnya malah ikut-ikutan agar dapat dianggap mengikuti trend. Tentu saja pola pikir yang salah dari para remaja ini membawa efek negative yang tentu berdampak pada bertambahnya kasus balap liar di Indonesia pada rentan waktu akhir-akhir ini.

Tak luput juga para remaja belia yang belum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) juga sering turut dalam balap liar. Disini peran orangtua untuk mengawasi para buah hatinya tentu menjadi sorotan. Anak yang seharusnya belum diperbolehkan dan belum mencapai umur yang dilegalkan untuk mengendarai kendaraan malah diberi ijin dan diberi fasilitas seperti sepeda motor. Karena tingkat emosi dan pola pikir yang belum stabil yang dimiliki oleh para anak-anak dibawah umur ini, mereka jadi gampang terpengaruh dan ikut dalam balap liar ini.

Pengawasan dan pembinaan bagi para remaja untuk tidak melakukan balap liar tentu menjadi hal yang perlu dikaji dan diperhatikan lagi. Karena dengan pengawasan dan pembinaan dapat mencegah dan mengurangi kegiatan illegal yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain ini. Agar kedepannya fenomena balap liar bisa berkurang, karena kegiatan ini juga masuk dalam penyimpangan dan kenakalan remaja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline