Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Farissa

Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

Belajar 3 Peristiwa dari Bahaya Si Pisau Bermata Dua

Diperbarui: 16 Agustus 2017   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: globalnews.co.id

Belajar dari tiga pengalaman ataupun peristiwa yang terjadi di desa saya menetap, seorang anak perempuan yang baru kelas 4 (empat) Sekolah Dasar diculik oleh teman yang dikenalnya dari media sosial online Facebook. Sangat disayangkan ternyata peristiwa penculikan itu berujung pada pemerkosaan. Hal ini sungguh tak terbayangkan oleh orang tuanya yang ternyata telah lalai menjaga dan melindungi buah hatinya dari bahaya media online.

Lain lagi dengan pengalaman sepasang suami istri yang menitipkan buah hatinya yang berumur 7 (tujuh tahun) pada sang nenek. Saat siang pulang sekolah itu, sang nenek pun menyadari jika sang cucu tidak berada di rumah. Ia sibuk mencari cucunya itu sambil berteriak-teriak, namun tak jua ditemukan. Beberapa warga pun ikut membantu mencari. Saat ditemukan sekitar jam 5 (lima) sore, ternyata sang cucu berada di Warnet seberang jalan sekitar 200 meter dari rumah sang nenek. Sang cucu terlihat asik bermain game online dengan earphone yang terpasang telinganya. Mengalami kejadian ini, akhirnya sang orang tua yang sibuk bekerja itu membeli sebuah laptop dan modem internet agar si anak dapat bermain games online di rumah. Alasannya biar aman, aman dalam pengawasan dan aman dari ketabrak mobil.

Peristiwa berikutnya datang dari seorang anak bungsu dari saudara saya yang selalu up to date dengan berbagai informasi di Facebook, dan dia juga sudah memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang komputer. Pagi-pagi Jumat si anak bungsu bernama Dedi itu pun bertanya.

"Bunda dokter Ryan Tamrin itu siapa?" Tanya Dedi.

" O,o itu dokter pembawa acara Dr Oz terkenal itu, kenapa nak?" Bunda nya balik bertanya.

"Baru saja ada berita dokter Ryan Tamrin meninggal," jawab Dedi.

"Apa!

Begitulah ibudannya yang tampak terkejut pertama kali mendengar kabar meninggalnya dokter Ryan Tamrin dari anak bungsunya itu. Dedi telah menjadi "pembawa berita" pertama buat ibundanya. Dengan mobile phone yang dapat dibilang selalu di genggamannya dan akses internetnya yang cepat, Dedi sudah mahir menggunakan jejaring sosial dan terhubung dalam jaringan sosial yang membuatnya mendapatkan informasi atau kabar-kabar terbaru dengan cepat.

Kejadian-kejadian di atas ternyata telah menjadi fenomena dalam kehidupan kita saat ini. Namun kebanyakan orang tua belum memikirkan dan mengantisipasi dampak buruk dari kemajuan dan perkembangan teknologi informasi saat ini.

Salah satu bukti kemajuan dan perkembangan teknologi informasi saat ini adalah adanya media sosial online. Tak hanya lewat komputer, media sosial online juga dapat diakses secara leluasa lewat HP dan smartphone. Bahkan komputer pun makin berkembang dengan adanya gadget atau PC tablet yang jauh lebih praktis dari laptop. Kemudahan akses ini membuat hampir semua orang dapat dengan mudah mengakses dunia maya, termasuk anak-anak.

Tak dapat dipungkiri, selain memiliki banyak manfaat, media sosial online juga mengandung banyak muatan yang berdampak negatif, khususnya bagi anak-anak dan perempuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline