Lihat ke Halaman Asli

Ikhlas Tawazun

instagram/twitter: @tawazunikhlas

Tembok Trump dan "Government Shutdown" AS

Diperbarui: 13 Januari 2019   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : bbc.co.uk

Hari ini (13/1/2019) government shutdown di Amerika Serikat (AS) memasuki hari ke-23. Kemarin, goverment shutdown kali ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS. Sebelumnya, rekor terpanjang government shutdown adalah 21 hari, yang terjadi pada 1995.

Apa itu government shutdown?

Government Shutdown adalah hasil dari kegagalan presiden dan kongres mencapai kesepakatan dalam membuat anggaran untuk pemerintahan. Tanpa biaya, apartur pemerintahan (PNS, Polisi, bahkan FBI) tidak digaji. Pemerintahan tidak sepenuhnya mati, tapi tentu saja tidak bisa berjalan dengan baik. Kondisi inilah yang disebut dengan government shutdown.

Biasanya ini terjadi karena partai yang menguasai House of Representatives dan yang menjadi Presiden berbeda. Dalam hal ini partai demokrat versus republik. Karena partai yang menguasainya berbeda, tentu saja akan ada banyak ketidaksepakatan dalam kebijakan dan anggaran yang disusun.

Legislatif AS menggunakan sistem bikameral. Bikameral berarti ada dua badan legislatif yaitu Upper House dan Lower House. Sejarah sistem bikameral kembali ke zaman Inggris Kuno. Upper House adalah House of Lords yang anggotanya diangkat berdasarkan keturunan atau jasa-jasanya, biasanya diisi oleh bangsawan Inggris. 

Sementara itu, Lower House adalah House of Commons yang anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilu, isinya tentu adalah orang-orang biasa.

Dalam konteks AS, Upper House adalah Senate, sedangkan Lower House adalah House of Representatives. Pihak yang berhak merundingkan anggaran bersama Presiden adalah House of Represntatives. Sialnya bagi Trump, demokrat menguasai mayoritas House of Representatives setelah mid-term elections. 

Oleh karena itu, saat Trump mengajukan anggaran yang didalamnya terdapat $5.7M untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, tentu saja House menolak.

Setelah penolakan anggaran pada 22 Desember lalu, sudah sempat diadakan perundingan. Trump sebagai presiden bertemu dengan Nancy Pelosi dari demokrat sebagai Speaker of The House. Sayangnya, pembicaraan tersebut tidak berlangsung lama. Kedua belah pihak tidak bisa berkompromi, Trump kemudian segera keluar ruangan dengan kesal.

Akibatnya, sampai dengan hari ini sekitar 800.000 pegawai pemerintah menganggur dan sebagian yang bekerja tidak dibayar.[iii] Fasilitas dan pelayanan umum mengalami penurunan kualitas, kuantitas, bahkan tutup.

Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan Trump seorang dalam government shutdown ini. Government shutdown ini adalah hasil dari ketidakmampuan kedua belah pihak untuk berkompromi, yang tentu saja wajar dalam perpolitikan AS. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline