Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Jaringan PRIMA, Pemecah Banyak Masalah Bagai Jaringan Superhero The Avengers

Diperbarui: 16 Juli 2019   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : jaringanprima.co.id

Saat menjadi pejuang kos-kosan dulu saya adalah salah seorang teman akrab mesin ATM atau Anjungan Tunai Mandiri.  Ya, saya selalu bertegur sapa dengan salah satu mesin ATM yang ada di sebuah bank pemerintah untuk menarik uang bulanan dari kakak demi membiayai kuliah dan hidup kos-kosan yang keras, sekeras berlian 30 karatnya Nyai Barbie Kumalasari.

Bila sekarang pecahan uang yang digunakan adalah 50 ribu dan 100 ribuan maka zaman saya kuliah dulu ATM bank tersebut mengeluarkan uang pecahan 5 ribu, 10 ribu, dan 20 ribu. Apesnya, bank penerbit kartu yang saya gunakan hanya memiliki sedikit sekali mesin ATM,  kala itu yang saya tahu hanya 2 biji.  Satu di salah satu halaman mal terkenal dan satu lagi ada di pelataran parkir bank yang bersangkutan.  

Menarik uang di dua ATM itu banyak romantikanya, kesal, marah, kecewa, dan bahagia pernah dirasakan disana.  Betapa tidak, ATM yang berada di halaman mal sering tidak berfungsi.  Sudah butuh, eh uangnya gak nongol.  Mau ke ATM satunya musti jalan kaki yang lumayan jauh karena bila naik angkot, uang di dompet sudah mepet.

Sumber gambar : wikipedia

Kalau bahagianya sih bila perginya diantar gebetan, dalam hati malah selalu berharap ATM yang ada di mal rusak jadi bisa jalan-jalan dibawah pohon rindang dengan alunan angin sepoi-sepoi menuju ke ATM satunya lagi. Nah, kalau ATM yang dituju rusak juga, ya sudah pulang dengan tangan hampa dan bayar kos pun ditunda. Tapi gak papa yang penting gebetan tak lari kemana, uhuks.

Tapi itu dulu, saat dunia masih milik aku dan kamu, eh.  Sekarang saat usia makin menanjak, waktu pun terasa berlari dengan cepat dengan tumpukan aktifitas yang padat. Kemudahan dalam segala hal lah yang dicari termasuk bertransaksi dengan mesin ATM ini. Males banget kan bila sedang butuh-butuhnya eh si mesin ngadat. Mau pindah ke ATM bank yang sama jalanan becek gak ada ojek. Oleh karena itu bahagia sekali rasanya ketika akhirnya ada sebuah jaringan bernama PRIMA yang memberi fasilitas lengkap dalam hal penggunaan ATM di mesin ATM yang berbeda bank sekalipun.
Kini gak usah pakai ribet bila tidak menemukan ATM dari bank yang sama bila akan menarik uang, cek saldo atau mentransfer dana.

Nah, waktu pun berjalan dengan cepat.  Seusai mencecap manis, pahit, asam, asinnya bangku kuliah saya pun mulai memasuki dunia kerja.  Sudah kerja punya uang hasil jerih payah sendiri dong, hal-hal baru pun ingin dicoba termasuk memiliki kartu kredit.  

Semenjak memiliki kartu kredit, motto cash and carry ditinggalkan sejenak, saya pun asyik mahsyuk dengan kartu yang tiap tahun limitnya naik itu. Semakin besar limit yang tertera di lembar tagihan semakin merajalela lah saya dalam hal berbelanja.  Jiwa konsumtif mulai merasuki diri saya dengan terstuktur, sistematis, dan masif. Hal ini membuat mata dan dompet saya berkunang-kunang karena kurang darah eh kurang uang.

Ya, kartu kredit telah menenggelamkan saya ke dalam lautan konsumerisme yang tak bertepi. Tapi itu dulu ketika dunia masih milik aku dan barang-barang kiriditan.  Atas saran Mbah Mijan eh seorang teman, demi menghindari hal-hal yang dapat merusak tatanan ekonomi rumah tangga saya pun beralih menggunakan kartu debit bila berbelanja.  

Namun yang agak malesinnya adalah, dulu mesin EDC, ini bukan merk turunannya Esp*it ya tapi kependekan dari Electronic Data Capture, hanya berlaku bank per bank sehingga bila mesin EDC-nya tidak berfungsi atau bukan dari bank yang ATM-nya kita punya maka kita tidak dapat melakukan transaksi.  Namun kini Jaringan PRIMA telah memecahkan keribetan ini dimana setiap mesin EDC dapat digesek dengan kartu debit PRIMA dari bank manapun, voila!  

Hal ini sesuai dengan kebijakan BI berupa Gerbang Pembayaran Nasional yaitu sebuah sistem yang menghubungkan berbagai pembayaran elektronik atau transaksi non tunai pada semua instrumen bank dalam satu sistem pembayaran.  Cetar bukan?

Nah, urusan bayar-membayar belanjaan memanglah ribet bila tak ada uang, namun tak seribet urusan bayar membayar tagihan bulanan.  Iyak, sebagai warga negara yang budiman, saya berkomitmen untuk tidak boleh telat bayar tagihan bulanan seperti halnya telepon dan listrik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline