Lihat ke Halaman Asli

Ika Septi

TERVERIFIKASI

Lainnya

Di Penghujung Senja (35)

Diperbarui: 28 November 2023   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : pinterest

Kantin Mas Nano lumayan ramai, ada beberapa wajah yang Rein kenal. Mas Nano tengah sibuk melayani para pelanggannya. Apron hitamnya menyamarkan noda-noda masakan yang tertempel di sana.  

Entah mengapa Rein sangat menyukai penampilan Mas Nano dengan apron dan baju chefnya, ia terlihat sangat profesional.  

Desas desusnya, Mas Nano adalah mantan koki di salah satu hotel di ibukota, tapi karena ia selalu merindukan tanah kelahirannya, maka ia pun pulang kampung dan mendirikan kantin sederhana untuk anak-anak kos.  

Dengan harga yang tidak terlalu mahal dan aneka makanan yang diolah sedemikian menarik dan lezat, kantin bercat hijau ini tidak pernah sepi dari pelanggan. Keistimewaan lain dari Mas Nano adalah keramahannya dan hafal nama semua pelanggannya.

"Eh Rein, kamu kenal cewek yang barusan lewat?"  Indra menendang kaki Rein sedangkan tangannya sibuk menunjuk seseorang yang baru saja keluar dari pintu kantin. Rein terperanjat, tatapannya beralih ke arah wajah yang penuh harap di hadapannya.

"Mekha? Ya kenal lah."  Rein menghirup teh hangatnya dengan pelan.

"Lucu ya."

"Naksir?"

"Salamin ya." Indra menaik naikan-alis nya.

"Ye telat, kenapa gak dari tadi."

"Kan aku memang selalu telat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline