Lihat ke Halaman Asli

Ihsan AbdulHaq

Aktivis Dakwah - Alumni STAI Persis - Lipia Jakarta

Dari Gang Kenari Menuju Pimpinan Pusat Nomor Satu Persis

Diperbarui: 24 September 2022   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Cerita yang banyak sekali saya dapatkan dari Jama’ah Masjid Assaidi Kenari Jakarta Pusat, tentang Figur Al-Ustadz Jeje. Tentu ini berupa pengalaman yang dirasakan jama’ah ketika beliau mondok menjadi Imam di Masjid Assaidi. Die itu Ustadz yang turun ke masyarakat beda dengan yang lain, sampe urusan permasalahan pribadi saya die bantu. Ujar salah satu Jama’ah. Beliau itu dikenal luas wawasan keislaman rajin baca buku sampai selalu ketiduran. Pa Ali Marbot Masjid pernah menceritakan kondisi Ustadz Jeje di sini, beliau ini ustadz tawadhu tidur saja tidak pakai kasur, sedikit makan maka gak heran dulu penyakit lambung dan sering sakit, dia disukai anak kecil, bapak-bapak, sampai ibu-ibu.Satu waktu jama’ah assaidi dengan rombongan bus bersilaturahmi ke pesantren asal ustadz Jeje di Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasik malaya. Karena kecintaan jama’ah dengan beliau rela menyisihkan waktu, uang, hanya untuk melihat tapak tilas bagaimana ustadz belajar dulu.
Al-Ustadz mondok di Assaidi sambil Kuliah di salah satu sekolah tinggi di Jakarta. Beliau tidak lama di Masjid Assaidi tapi dampak nya besar dalam perubahan Fiqih ibadah jama’ah disini. Karena penyampaian ringan mudah dimengerti, enak didengar, dan hafalan quran hadistnya banyak, ini yang disukai dari jama’ah, beliau sering mengkait kan dengan dalil dalam ucapan dan perbuatannya.
Selain memakmurkan masjid, Al-Ustadz mengaktifkan Pimpinan Cabang Pemuda Persis Senen sampai terpilih diamanahkan menjadi ketua Pemuda Persis Jakarta Pusat, ketua PW Pemuda Persis Jakarta, Ketua PP Pemuda. Semua berawal gerakan dakwah dari masjid. Membina masyarakat membangun budaya sunnah, memberantas bid’ah, meluruskan dan memperbaiki adab jama’ah. Memang betul ya masyarakat adalah universitas terbaik.
Kepergian Al-Ustadz dari Masjid Assaidi masyarakat sangat kehilangan terutama marbot masjid Pak Ali yang selalu menemani belajar, mengantarkan makan sampai mengurusi baju-bajunya. Al-Ustadz meninggalkan sebagian bukunya di masjid, sampai sekarang saya mengkoleksi buku beliau dan buku-buku Asatidz Assaidi dari masa ke masa. Dan alhamdulillah assaidi mempunyai Perpustakaan sendiri.
Singkat cerita, diakhir saya mengutip ucapan Pak Ali “Berdakwah itu harus Perih” Al-Ustadz Jeje mempraktekan itu. Dari seorang imam masjid menjadi orang besar. Sampe tahun 2016 saya di umrohkan oleh beliau. Alhamdulillah semua cerita keteladanan Al-Ustadz selalu disampaikan disetiap Kumpulan masjid, menjadi keteladan pegangan bagaimana membuat strategi dakwah kepada jama’ah kedepan.
Do’a & Restu Jama’ah masjid assaidi dan Pimpinan daerah pemuda persis jakarta pusat sebagai almamater Al-Ustadz mendukung menjadi Pimpinan Pusat Persis.
Ihsan Elhaq (Qoyyimul Masjid Assaidi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline