Lihat ke Halaman Asli

Igoendonesia

Catatan Seorang Petualang

Gerakan Pungut Sampah dari Pecinta Alam Purbalingga "Untuk Bumi, Untuk Nanti"

Diperbarui: 23 Januari 2024   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : GPS Purbalingga

Juan, anggota Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda tampak bersemangat memunguti sampah-sampah yang terserak di area Gelanggang Olah Raga (GOR) Guntur Darjono, Purbalingga. Tak butuh waktu lama, kantong sampah plastik besar warna hitam yang ditentengnya sudah hampir penuh.

Juan tak sendirian, Ia bersama ratusan rekannya sesama pecinta alam. Mereka melakukan aksi bersama Gerakan Pungut Sampah yang digelar pada, Minggu (21/01/2024) kemarin. Dalam hitungan menit saja, Juan dan para relawan berhasil mengumpulkan sekitar 200 kilogram sampah anorganik.

Iqbal Fahmi, pengurus harian PPA Gasda menyebutkan aksi ini juga merupakan bentuk kepedulian pecinta alam terhadap lingkungan. "Kami ingin menunjukan bahwa pecinta alam tidak hanya sekedar beraktivitas di alam, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sekitarnya," ujarnya.

Sampah yang terkumpul, tak langsung dibuang. Sebagian yang masih bisa digunakan akan dikelola oleh PPA Gasda untuk diolah kembali menjadi produk daur ulang. "Kita juga ingin mendukung gaya hidup eco living dengan tidak hanya mereduksi tetapi juga mendaur ulang sampah," imbuh Fahmi.

Gerakan Pungut Sampah yang bertemakan 'Untuk Bumi, Untuk Nanti' itu digelar sebagai kampanye pentingnya kepedulian lingkungan pada masyarakat Purbalingga. Aksi itu digotong royong oleh 16 komunitas pecinta alam, juga didukung oleh Eigerian Purbalingga.

"Kami sengaja menggelar aksi di area publik agar menjadi perhatian dan bisa memberikan rangsangan positif pada masyarakat," kata Store Leader Eiger Purbalingga, Cadar Caraka.

Dok GPS Purbalingga

Relawan dari PPA Wanasaka, Fadia Nasywa begitu semangat mengikuti kegiatan. Dengan kegiatan ini, Nasywa senang karena selain aksi bersama juga dapat berkenalan dengan komunitas pecinta alam lain di Purbalingga. "Kegiatan ini juga sekaligus bisa menunjukkan eksistensi kita sebagai pecinta alam" kata Nasywa.

Selain PPA Gasda dan Wanasaka, ada komunitas Pendaki Purbalingga, Mapala Satria UMP, Semapala, Palateksa, Smudapala, Kompas, Pamabos, Smabongsapala, PPA Chrisda, Sakabuana, Wanasaka, Paspajos, Paska, Skansapala dan komunitas Youth Care Environment (YCE).

Semoga aksi ini terus konsisten dan semakin banyak stakeholder yang terlibat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline