Lihat ke Halaman Asli

Demo : Memperingati Hari (Manipulasi) Kesaktian Pancasila

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13806327011305479491

[caption id="attachment_291908" align="aligncenter" width="597" caption="Refleksi 01 Oktober | dok. pribadi"][/caption]

YOGYAKARTA – Kesaktian Pancasila 01 Oktober . Gerombolan mahasiswa melakukan orasi untuk memperingati hari Kesaktian Pancasila siang tadi pukul 10.20 WIB . Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Jogjakarta ( FAMJ ) menggelar demonstrasi di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja. Aksi ini tidak hanya dilakukan oleh Mahasiswa UIN Suka , akan tetapi ada beberapa mahasiswa yang berasal dari universitas swasta lainnya bahkan ada juga universitas negeri yang ada di Yogyakarta

[caption id="attachment_291907" align="aligncenter" width="300" caption="aksi FAM - J | dok. pribadi"]

1380632489237403192

[/caption]

Aksi demonstrasi ini , mahasiswa membentuk lingkaran besar yang digelar di pertigaan Jalan Adisutjipto . Di tengah lingkaran besar tersebut mahasiswa secara bergantian melakukan orasi yang menyuarakan secara lantang dan kritis hal – hal tentang sejarah yang sebenarnya mengenai Kesaktian Pancasila . Tidak cukup itu saja mahasiwa menggelar spanduk dan puluhan poster tulisan tangan mengenai celotehan terhadap pemerintah yang menyangkut tentang suara – suara palsu pemerintah tentang nasionalisme. Akibat aksi demonstran mahasiswa ini lalu lintas di sepanjang jalan Adi Sucipto dan Jalan Timoho macet , pengguna jalan dari arah timur tidak mendapatkan akses jalan masuk karena para demonstran memenuhi badan jalan . Hal yang sama juga terjadi dari arah barat banyak mobil maupun sepeda motor berbalik arah sehingga suasana jalan raya tidak karuan . Seluruh kendaraan yang terjebak sudah berada dalam kondisi tersebut terpaksa dialihkan oleh pihak kepolisian . Kegiatan demonstrasi mendapatkan penjagaan ketat dari aparat kepolisian karena sebelum melakukan aksi mereka sudah meminta izin kepada pihak keamanan khususnya polisi untuk membantu kelancaran pengungkapan orasi – orasi mereka .

[caption id="attachment_291902" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Adisucipto macet | dok. pribadi"]

138063143540400663

[/caption]

FAM – J memblokade jalan agar orasi mereka didengarkan dan dimengerti , namun FAM – J menyilahkan lewat kepada seorang tukang becak dan seorang penjual bakwan kawi , bahkan anggota FAM – J membantu mendorong becak si tukang becak juga membuka jalan untuk pedagang bakwan kawi tersebut . Terkihat dari hal tersebut FAM – J tidak ingin membuat kerusuhan , mereka hanya ingin menyuarakan hati rakyat yang hanya bisa menerima keadaan dan mengikuti alur doktrinasi yang sudah ada .

[caption id="attachment_291904" align="aligncenter" width="300" caption="mahasiswa membukakan pembatas untuk penjual bakwan kawi | dok. pribadi"]

13806318372065912336

[/caption]

Menurut mereka, orasi mereka menebarkan kebenaran yang sebenarnya yang terjadi pada masa Presiden Soeharto dalam kejadian 30SPKI beberapa tahun silam juga tentang pernyataan PANASILA yang kenapa baru di diresmikan kesaktiannya pada tanggal 1 Oktober yang padahal sudah tersusun di tanggal sebelumnya . Dalam orasi mereka Fron Aksi Mahasiswa – Jogjakarta  ( FAM – J ) mengajak rakyat untuk mengerti apa yang benar terjadi tidak hanya mengikuti penggedhe – penggedhe yang memberikan uang sekilas .

[caption id="attachment_291905" align="aligncenter" width="300" caption="spanduk : NKRI harga mati | dok. pribadi"]

13806321341735586023

[/caption] [caption id="attachment_291909" align="aligncenter" width="300" caption="polisi menjaga berlangsungnya aksi mahasiswa | dok. pribadi"]

1380633206895624060

[/caption]

Saat mahasiswa akan membubarkan diri mereka menyanyikan lagu Darah Juang – John Tobing . “ meeereeka diraampaass hak nya …  tergusur dan laapaar … bunda relakan darah juang kami … untuk membebaskan raakyaat… ” sontak semua mahasiswa mengepalkan dan mengangkat tangan kiri mereka serta ikut bernyanyi hingga menghayati .

Entah revolusi seperti apa yang mereka harapkan , mereka mengaku menyuarakan hati masyarakat melalui orasi - orasi mereka tentang pemimpin bangsa ini, semoga pemilu yang akan datang melahirkan pemimpin yang dapat merevolusi Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Yogyakarta, 01 Oktober 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline