Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Pendidikan Karakter "Masagi" untuk Jabar Juara

Diperbarui: 7 Desember 2018   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDIDIKAN KARAKTER "MASAGI" UNTUK JABAR JUARA

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/ LPMP Jawa Barat)

Dalam mencapai visi "Jabar Juara Lahir Batin", pemerintah provinsi Jawa Barat meluncurkan program Pendidikan Karakter Jabar Masagi. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, konsep pendidikan karakter Jabar Masagi diadopsi dari Pendidikan Karakter Bandung Masagi saat dia menjadi Walikota Bandung. Konsepnya adalah pendidikan karakter berbasis filosofi sunda, yaitu, surti, harti, bukti, dan bakti. Selain itu, juga cinta agama, bela negara, jaga budaya, dan cinta lingkungan.

Surti artinya "peka". Seseorang perlu memiliki kepekaan baik dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, juga dalam menyikapi gejala atau fenomena sosial yang terjadi. Sumber kepekaan adalah hati dan rasa. Kepekaan adalah wujud dari kepedulian. Peka dan peduli adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Harti artinya mengerti atau memahami. Intinya seseorang perlu memiliki wawasan yang luas, mampu memahaminya, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata harti tidak dapat lepas dari kata pangarti, pangabisa, atau pangaweruh yang zaman sekarang disebut sebagai kompetensi, yaitu sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dicerminkan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan setelah mengikuti  sebuah proses pendidikan.

Bukti artinya seseorang harus mampu berkarya atau memberi bukti. Bukan hanya omdo alias omong doang. Zaman sekarang banyak orang yang pandai berbicara tetapi tidak pandai berkarya, hanya bisa nyinyir terhadap prestasi orang lain, tapi dia sendiri minus prestasi, lebih banyak memberikan komentar sinis daripada menawaran alternatif solusi. Hal ini dapat kita lihat dengan mudah dari postingan-postingan di media sosial yang kadarnya sudah mengkhawatirkan.

Generasi muda sebagai agen perubahan dan calon penerus pembangunan harus menjadi generasi yang pandai berkarya dan memberikan bukti sebagai bukti perans sertanya dalam pembangunan bangsa dan negara. Kebermanfaatan seseorang tergantung dari sejauh mana bukti, karya, kinerja, dan kebermanfaatannya untuk orang lain.

Bakti atau ngabakti artinya bisa dalam artian seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, bakti murid terhadap gurunya, atau bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bakti seorang anak terhadap orang tua misalnya dengan melaksanakan perintah orang tua, menaati nasihatnya, membantu pekerjaan orang tua, dan tidak menyakiti hatinya. Bakti murid terhadap guru misalnya belajar dengan sungguh-sungguh, melaksanakan perintahnya, dan menaati nasihatnya.

Bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya misalnya dengan berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengaan profesi, pekerjaan, dan kemampuannya masing-masing. Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal isitilah "kerja bakti" atau juga disebut dengan gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama membangun, memperbaiki, atau membersihkan fasilitas umum untuk kepentingan publik. Hal tersebut juga bisa disebut bakti terhadap negeri. Intinya bakti adalah cerminan sikap terpuji atau akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline