Lihat ke Halaman Asli

Melawan Hantu Bernama Skripsi: How Become Skripsiholic

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13476251161418987601

[caption id="attachment_199004" align="aligncenter" width="348" caption="buku Melawan Hantu Bernama Skripsi - dok. pribadi"][/caption]

Pada akhirnya, setiap mahasiswa akan menghadapi ini: takut ditanya kapan lulus, takut ditanya perkembangan skripsi, membayangkan bagaimana jadinya kalau judul skripsi ditolak mentah-mentah, merasakan revisi skripsi berkali-kali. Ya, skripsi telah lama menjadi hantu yang tak mempan sekedar dibacakan ayat kursi! Skripsi lebih menakutkan dari pada apapun juga di bumi mahasiswa yang bulat, kecil dan penuh kegalauan ini.

Sebenarnya saya telah memprogram skripsi dari semester lalu, tapi tak berani menyentuhnya sama sekali. Skripsi saya bagaikan kekasih yang masih virgin. Saya jauhi dan tak saya rindukan sama sekali. Ini bukan sekedar perkara menulis, we know that. Lebih dari itu, skripsi merupakan mitos menyeramkan tentang sesuatu yang akan membunuh kita tanpa ampun. Tentu, tak semudah itu mempersiapkan mental untuk dihabisi sampai kita benar-benar habis lalu mengibarkan bendera putih.

Ah, tapi itu hanya satu sisi. Tentu saja, Tuhan mengirimkan kesulitan sekaligus dengan solusinya. Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan kiriman buku dari mbak Aridha Prassetya berjudul “Melawan Hantu Bernama Skripsi”. Cocok sekali! Sekilas saya baca, buku itu tak hanya berisi panduan dalam mengerjakan skripsi. Lebih dari itu, buku itu memberikan banyak motivasi kepada pembaca terutama mahasiswa untuk berani menghadapi hantu yang sering disebut namanya itu. Dan ketika saya membacanya lagi, saya sangat merasakan, buku tersebut merupakan buku tentang skripsi yang paling mengerti perasaan mahasiswa! Bukankah sangat menyenangkan dan melegakan sekali ketika kita merasa takut, ada yang menenangkan, ada yang mendorong kita untuk terus maju, tidak hanya berjalan di tempat atau menyerahkan hidup kepada nasib buruk.

Menariknya, buku “Melawan Hantu Bernama Skripsi” itu ditulis oleh dua kompasianer Mbak Aridha Prassetya dan Pak Budi Hermana. Sebuah hal yang luar biasa, karena mereka bukan hanya penulis yang hebat, namun juga memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Dari beberapa tulisan mbak Aridha di kompasiana, saya tahu betapa cintanya beliau dengan mahasiswa-mahasiswanya. Betapa senangnya memiliki dosen seperti beliau.

Buku “Melawan Hantu Bernama Skripsi” tersebut tidak hanya berisi penjelasan tentang cara penulisan skripsi, tapi juga berisi contoh-contoh dari penjelasan yang telah disampaikan. Tentu, bagi mahasiswa yang galau skripsi seperti saya, buku tersebut merupakan bacaan yang must read alias wajib dibaca. Dan dengan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mbak Aridha Prassetya, karena buku tersebut merupakan bentuk perhatian dan bantuan yang sangat saya butuhkan saat ini.

By the way, sekali lagi, kemudahan itu datang kepada saya. Ketika saya memberanikan diri meng-sms dosen pembimbing saya, beberapa saat kemudian beliau membalas sms saya, tidak hanya itu, beliau menelpon saya. Bagaimana saya tidak berbunga-bunga? Setahu saya, teman-teman saya itu tidak pernah ditelepon dosen pembimbingnya. Apalagi beliau menelpon dengan nada excited dan ramah sekali. Oh My God! Saya merasa jatuh cinta mendadak dengan skripsi. Saya merasa punya semangat yang lebih dari cukup untuk mengerjakannya. Senang rasanya ada begitu banyak orang yang menyemangati saya: pacar, sahabat, saudara, teman kost. Saya bersyukur mendapatkan dosen pembimbing yang baik. Semoga kedepannya akan lebih baik.

Salam Skripsiholic




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline