Lihat ke Halaman Asli

Huwaida Adhia

for assignment

Perjalanan Dadakan yang Selalu Berujung Mengasyikkan

Diperbarui: 18 Mei 2021   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sore itu, ketika saya dan ketujuh teman saya hendak me-refreshing-kan diri kami di sebuah dataran tinggi di Kota Semarang, mengalami hal yang seru sekaligus lucu. Kami berdelapan menggunakan kendaraan 1 mobil dan 1 motor hendak menuju ke Umbul Sidomukti. Tujuan kami kesana tentunya untuk menikmati pemandangan city light dari ketinggian dengan segelas kopi dan pisang goreng hangat. Dibayangkan saja sudah tercium nikmat dari aroma kopi dan pisang gorengnya.

Kami berangkat dari kota yang lebih tepatnya dari genuk sekitar jam set 6 sore. Memang terlalu sore karena rencana perginya pun dadakan. Waktu itu kami berdelapan sudah positive thinking untuk bisa menikmati sore kami di Umbul Sidomukti hingga malam. Namun kenyataannya kami semua lupa bahwa perjalanan menuju ke tempat tujuan saja sudah memakan waktu yang lama. Belum lagi banyumanik yang selalu macet itu. Singkat cerita, kami sampai di Umbul Sidomukti sekitar jam setengah 8 an. 

Di pintu masuk Umbul Sidomukti kami sudah di hadang oleh penjaganya yang mengatakan bahwa cafe tutup sebentar lagi dan menyarankan kami untuk putar balik. Sebenarnya kami diperjalanan sudah saling membicarakan bahwa tidak akan mungkin kita sampai sana bisa langsung masuk karena memang tahu cafe nya tutup jam 8 malam. 

Dari situ kami sudah saling menuduh siapa penyebab telatnya keberangkatan hingga kami tidak bisa masuk ke tujuan utama kami. Sembari saling menuduh satu sama lain yang diselingi bercandaan, kami mencari di google cafe terdekat daerah Bandungan yg sekiranya kedatangan kami tidak sia-sia begitu saja. Ada satu cafe di sebuah hotel daerah situ, waktu kita mengikuti arahan dari google maps, perjalanannya mulai terasa mencurigakan, karena masuk kedalam perumahan yg mana sepertinya kok tidak mungkin. Benar saja, ketika kami sampai disana tempatnya bukan cafe tetapi hotel yang memiliki fasilitas cafe. 

Kami semua pun tertawa atas kebodohan yang kami lakukan. Namun akhirnya setelah kami mencari sekitar 2-3 cafe, kami berhenti di satu cafe yang jaraknya hanya sekitar 100 meter saja dari pintu masuk Umbul Sidomukti. Lumayan lah, dengan pemandangan city light yang tidak kalah berbeda dengan cafe Umbul Sidomukti, setidaknya kami berdelapan masih bisa menghabiskan waktu bersama untuk bertukar cerita, tertawa, menikmati suasana yang menyejukkan, dan pulang dengan bahagia..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline