Lihat ke Halaman Asli

Hurriyatuddaraini

Bersama keluarga

Bersamalah di Sini, Denganku

Diperbarui: 14 Januari 2021   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hari ini saya diberi kesempatan untuk mempresentasikan isi dari buku,  Dalam Dekapan Ukhuwah, karya Ust. Salim A. Fillah ini. Setelahmembaca dan mengupas sebahagian dari isi yang terkandung di dalamnya, saya merasakan saya telah mendapat hikmah yang luar biasa dari apa yang telah saya lalui bersama orang-orang di sekeliling saya. 

Bahwasanya, dalam bersahabat itu, tidak selamanya akan berjalan dengan mulus, akan selalu ada gesekan-gesekan. Namun, adanya gesekan tersebut itu tidak lantas membuat kita saling menjatuhkan, saling menjauh. 

Lebih dari itu, kita akan meminta maaf untuk kemudian semakin erat lagi. "Dan Allah yang telah mempersatukan hati para hamba beriman. Jika pun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka," (QS. Al-Anfaal: 63) 

Dalam menjalin hubungan, harus disadari bahwa secara alami setiap orang memiliki dan menciptakan masalah. Di situlah tugas kita untuk saling berlapang dada, karena sungguh bukan kemauan mereka untuk menyakiti kita. Dan sebenarnya, mereka juga tak punya niat untuk melukai hati kita. 

Maka, jadilah pemaaf, karena Allah saja Maha Pemaaf atas lautan dosa manusia, mengapa kita tidak? 

Lalu apa alasan kita membenci orang lain hanya karena satu atau dua kesalahan yang telah mereka perbuat? 

Apa hanya karena ia berbuat satu kesalahan, kemudian kamu melupakan 99 kebaikan yang  lainnya? Hanya hati kita yang bisa menjawabnya. 

Marilah bersantai sejenak, dan kukabarkan kepada kalian kisah tentang landak. Landak itu berduri! (iya memang). 

Adakalanya, saat musim dingin menyerang, sang landak itu berkumpul, berkerumun untuk saling menghangatkan. Karena tubuhnya yang berduri itu, maka mereka saling menusuk satu sama lain, saling terkena tusukan duri yang tajam. Namun, apabila mereka menghindari proses yang sakit itu, mereka akan mati. Ya, apabila mereka keluar dari kerumunan, mereka akan mati kedinginan, jadi mereka memilih bertahan dalam kelompok dan menahan dari rasa sakit, agar mereka selamat. 

Begitu juga dengan kita. Dalam ukhuwah, pasti ada gesekan-gesekan, tetapi ketika kita memilih berjalan sendiri-sendiri, maka kita akan merasakan beratnya perjuangan hidup. 

Sebaliknya, ketika berada dalam dekapan ukhuwah, jika salah seorang di antaramu sedang kesakitan, maka seluruh anggota ikut merasakan sedihmu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline