Lihat ke Halaman Asli

Deddy Huang

TERVERIFIKASI

Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

"I Love You Forever"

Diperbarui: 30 Mei 2018   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Father and Son (sumber : pixabay.com)

Di atas meja telah tersedia makanan enak dan menggiurkan liur. Hidangan sederhana yang terasa amat istimewa ketika dimakan bersama orang yang disayang. Meja makan tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung keluarga kami. Ada 4 buah kursi yang diletakkan. Aku, ayah, ibu dan kakak. Ibu sedang menyiapkan buka puasa. Bukan menu berbuka mewah, hanya ada seperti nasi uduk dan semur ayam. Keempukan daging ayam membuat nafsuku sulit berhenti.

Banyak cerita yang mengalir lewat meja makan. Ayah seorang pendengar yang baik. Biasanya aku dan kakak bercerita seputar kegiatan di sekolah. Cerita orang yang menyebalkan atau guru yang membuat kami takut karena dikenal galak. Ibu hanya tertawa mendengar kekesalanku karena masih dianggapnya aku bocah. Huh, ibu. 

Ada Cerita Manis di Meja Makan

Kakak senang sekali mengacak rambutku, katanya rambutku mirip Dora The Explorer "Ah kakak.." tangkisku.

"Sudah-sudah jangan bertengkar," ibu langsung melerai aku yang biasanya langsung merajuk.

"Kamu suka telok ukan, kak?"

Tanganku segera meraih telur putih bertutup gabus. Siang tadi itu aku malas untuk membantu ibu masak di dapur, tubuhku masih terasa lemah sehabis mengisi darah segar. Tapi tidak tega juga melihat ibu sendirian tanpa ada yang bantu. Aku disuruh ibu untuk melihat cara dia membolongi telur bebek dari cangkak lalu dikeluarkan isinya. Nantinya telok ukan ini memadukan santan dan 4 bumbu lainnya yaitu serai, gula merah, asam jawa dan garam supayah gurih. 

Bahan isian teluk ukan nantinya dimasukkan kembali ke dalam cangkak telur kemudian ditutup kembali menggunakan kayu gabus. Setelah diisi, telok ukan dikocok dulu supaya menyatuh kemudian direbus selama kurang lebih lima jam. Aromanya kurang begitu aku suka, apalagi rasanya. Weekkk... aku tidak sanggup untuk menelannya.

Telok Ukan (sumber : Ivone S.)

"Suka! Cobalah jadi kau tahu," seru ayah.

"Gaaakk!"

"Bagaimana kamu tahu kalau kau sendiri belum pernah coba?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline