Lihat ke Halaman Asli

Uut63

Pendidik UPGRIS

Bahasa Karunia Allah Yang Luar Biasa

Diperbarui: 7 Desember 2022   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Assalamu'alaikum, Halo selamat pagi Sahabat Kompasiana, Apa kabar Sobat, pagi ini? Langit tampak cerah. Semburat kuning tlah nampak mengiringkan Sang Bagaskara hadir menerangi dunia, melaksanakan tugasnya, amanah Allah padanya agar kehidupan di Bumi menjadi sempurna karena cahyanya. Pepohonan nampakkan keceriaannya, karena ini adalah pertanda mereka akan mendapatkan energi yang kuat untuk melakukan metabolisme alam yang menjadi kodratnya. Unggas berkokok mengepakkan sayapnya, seakan tak mau kalah dengan manusia, berolah raga meregangkan otot agar bernapas dan bertumbuh dengan sempurna. Segudang rencana tentu juga sudah Sobat siapkan, bukan? Jangan lupa semua mulailah dengan doa, menyebut Nama-Nya, meng-Agungkan Kuasa-Nya. Optimis, keberhasilan di depan mata. 

Sobat Kompasiana yang dirahmati Allah, sadarkah bahwa kita mampu berkata-kata karena Allah? Bukan, bukan karena berlatih. Ingat kisah dalam Al Qur'an, ketika pertama kali Nabi Muhammad menerima Wahyu melalaui Malaikat Jibril agar membaca, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dan telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha-Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena (QS 96: 1-4). Padahal Nabiyullah Muhammad itu umi, tidak bisa baca tulis. Demikian pula Allah mengajarkan kepada Nabi Adam -manusia, Kalifah pertama dunia-, tentang nama-nama benda, dan segala sesuatu. Allahlah yang mengajarkan bahasa kepada Adam (QS 2: 31).  Bahkan  menurut Tafsir Tarbawi, Allah adalah pendidik pertama, yang mengajarkan segala sesuatu kepada Adam, nama-nama benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan, nama-nama manusia, bahkan sampai nama mangkuk dan senduk pun Allah ajarkan (Arievairahman, Kumparan.com). Subhanallah. Jelas bahwa bahasa diciptakan Allah dan hanya diperuntukkan manusia.

Dari Surah itu pula di Ayat 31, Allah menunjukkan Keagungan dan Kekuasaan-Nya, bahwa bahasa hanya dikaruniakan kepada manusia, makhluk paling mulia yang diciptakan-Nya. ini dibuktikan ketika Allah meminta pada para Malaikat untuk menyebutkan nama-nama sebagaimana telah Allah ajarkan pada Adam. Apa jawab Malaikat? "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana (QS 2: 32). Dan kemudian Allah memerintahkan pada Nabi Adam untuk mengajarkan kepada para Malaikat nama-nama benda dan segala sesuatu, seperti yang Allah ajarkan padanya.

Sobat Kkompasiana yang luhur budi, untuk apa Allah menciptakan bahasa dan mengajarkannya kepada manusia? Karena kita adalah makhluk sosial (QS 9: 71), "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. ...." Itu artinya kita memang tidak bisa hidup sendiri. Dan karenanya kita membutuhkan sarana untuk bisa berkomunikasi dengan sesama. Demikian pula Firman-Nya di dalam (QS 49: 13), yang makin mengokohkan keyakinan bahwa bahasa adalah sarana vital, anugerah Allah pada manusia yang diciptkan-Nya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.

Sahabat yang mulia, saya bisa menulis ini semua karena karunia-Nya.  Karena kita berbahasa, kita bisa membaca, dan kemudian diperintahkan menulis.  Ingat, "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena (QS 2: $). Sobat, secara logika dan didasarkan pada ilmu pengetahuan, memang hanya kitalah manusia yang memiliki dan bisa berbahasa. Karena Allah menciptakan kita sempurna, dengan alat-alat artikulasi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Apakah Sobat pernah sejenak berpikir, bagaimana kita bisa mengeja dan mengucapkan [a, e, i, o, dan u]? yang memungkinkan kita bisa berkata-kata dengan jelas. Adakah binatang, makhluk yang juga bernyawa bisa mengucapkan [f, v], dsb? Demikianlah Allah menciptakan kita, dilengkapi dengan bahasa, agar kita bisa saling berkomunikasi, mengembangkan ilmu pengetahuan dan memenuhi kebutuhan kita makan, minum, belajar, bergaul, dsb. 

Oleh karena itu sahabat, mari kita pergunakan, kita rawat bahasa dengan sebaik-baiknya. Aplikasinya, tentu dengan hanya menggunakannya seperlunya, menurut kebutuhan, dan hanya mengucapkan atau menulis yang baik-baik saja. Hindari bergunjing, berbicara dengan jelas, benar dan baik. Demikian pula kita harus menulis yang jelas, benar dan baik. Bagi kita orang Indonesia, Badan Bahasa telah menyiapkan slogan yang menuntun kita: Mengutamakan Bahasa Indonesia, Melestarikan Bahasa Daerah, dan Menguasai Bahasa Asing. Di Instansi tempat saya bekerja, FPBS UPGRIS, kami membudayakan: Bertutur, Luhur, Berkultur. Nah, Sobat Kompasiana, mari kita budayakan Membaca, dan Menulis. Selamat menunaikan kegiatan luhur hari ini. Jangan lupa untuk selalu bersyukur! Salam Literasi! Wallahu'alam bissowab. Wassalamu'alaikum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline