Lihat ke Halaman Asli

Hosea Sabat Kurniawan

Educational Technology Specialist

Sekolah sebagai "Rumah Kedua" bagi Para Peserta Didik

Diperbarui: 12 November 2021   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Free Photo | Cheerful young school teacher helping little schoolgirl to do her task (freepik.com) 

Dalam perannya sebagai sebuah institusi pendidikan, sudah seharusnya sekolah dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan bagi para peserta didiknya. Hal ini sangat penting dilakukan guna tercapainya perkembangan diri peserta didik. 

Aspek -aspek kebutuhan peserta didik dapat sekolah pelajari melalui teori dan pemikiran dari seorang yang Bernama Abraham Maslow tentang Hierarki Kebutuhan (Hierarchy of Needs) Individu yang di antaranya adalah : Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan kebutuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan, pemenuhan kebutuhan harga diri, dan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. 

Sebagai seorang yang terlibat langsung dalam menyediakan ruang untuk peserta didik dapat belajar dengan baik, saya menyadari sepenuhnya bahwa ke lima aspek hierarki kebutuhan yang di jelaskan oleh Abraham Maslow ini adalah memang yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik di sekolah. Sekolah yang baik perlu secara holistik menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagai rumah kedua bagi para peserta didiknya.

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan Fisiologis, contoh yang bisa dilakukan adalah menyediakan air minum atau makan siang gratis kepada para peserta didik, kemudian menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang cukup dengan memperhatikan sirkulasi udara supaya tidak terlalu penuh dan pengap, serta menyediakan toilet yang bersih dan sehat. 

Selanjutnya hirarki kebutuhan kedua yang perlu diperhatikan sekolah adalah pemenuhan akan rasa aman di sekolah, contohnya adalah menyediakan security dan kamera pengawas, menyediakan alat pemadam api ringan beserta sensor kebakaran, menyediakan pintu keluar darurat. Alat keamanan dan petugas keamanan sudah sangat baik dipersiapkan di sekolah saya saat ini. 

Namun selain hal-hal tersebut, saya juga menyadari sebagai seorang pendidik saya juga harus bisa menciptakan rasa aman kepada peserta didik dengan tidak menunjukkan ancaman atau intimidasi yang bersifat menghakimi peserta didik. 

Selanjutnya hierarki kebutuhan yang ketiga adalah pemenuhan kasih sayang atau penerimaan, Sebagai pendidik kita perlu peka untuk dapat bersikap empati, peduli, sabar, adil dan bersedia menjadi pendengar yang baik bagi para peserta didik. 

Saya pernah menjadi seorang wali kelas, sebagai seorang wali kelas, saya beruntung mempunyai kesempatan untuk duduk mendengarkan setiap cerita dan pergumulan yang di alami oleh peserta didik. Butuh hati yang besar dan terbuka untuk dapat berbagi nilai kehidupan dari hati ke hati kepada peserta didik, bukan hanya konten pelajaran saja yang dibagikan, namun kita juga perlu berbagi hidup kepada peserta didik dengan waktu-waktu yang ada di kelas. 

Kebutuhan hierarki yang keempat adalah pemenuhan kebutuhan harga diri, salah satu contohnya adalah pendidik perlu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para peserta didik untuk dapat mengeksplorasi mata pelajaran dan bidang-bidang yang ingin mereka pelajari. 

Hierarki kebutuhan yang terakhir adalah pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri, saya menyadari bahwa dalam pemenuhan kebutuhan ini, sebagai seorang pendidik perlu melibatkan siswa dalam kegiatan atau proyek sehingga mereka dapat dilatih untuk berpikir kreatif dan menyalurkan hobi peserta didik juga. Selain itu juga, penting bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan kontekstual dengan kehidupan sehari-hari.

Demikian adalah teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow yang bisa diterapkan di sekolah. Tentu masih ada banyak lagi yang bisa diupayakan oleh sekolah guna mewujudkan dan menyediakan rumah kedua bagi peserta didik untuk dapat membangun dan mengembangkan pembelajaran, kehidupan pribadi, maupun kehidupan sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline