Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Di Bawah Pohon Beringin di Taman Itu (Bagian 3)

Diperbarui: 25 Agustus 2021   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sebuah bangku taman di bawah pohon Beringin, sumber: Pixabay.com

Cerpen sebelumnya: Di Bawah Pohon Beringin di Taman Itu (Bagian 2)

Angin dingin menyelusup dari daun ke daun, menyentuh setiapnya, membuatnya saling bergesekan, bersentuhan, menimbulkan irama yang tidak asing bagi sebagian orang yang begitu betah menghabiskan waktu di taman itu. Burung-burung gereja beterbangan dari satu batang ke batang lain, terus bersiul, menciptakan harmoni keindahan alam dalam sahutan.

Bunga Mawar merekah begitu sempurna, menebarkan wangi bersama sejuknya udara di bawah pohon Beringin. Beberapa bunga Anggrek ungu yang sepertinya sengaja ditempel pada batang pohon Beringin yang besar itu, tidak kalah indah mekarnya. Tidak jauh dari situ, berderet bunga-bunga Sepatu merah menyala dengan serangga kecil yang menempel di atasnya, hadir melengkapi cantiknya suasana.

Kau masih saja menggenggam erat tanganku sedari tadi. Meskipun kurasa keringat sudah bermunculan di tangan kita, kau tetap menggenggam. Aku sempat merasakan denyut jantungmu, yang terus saja berdetak cepat, lewat telunjukku yang memang sengaja kusentuhkan pada urat nadimu.

"Kamu kangen ya?"

Kau tidak menjawab. Kau tidak menatapku. Sorot matamu kau lemparkan ke sekeliling, mencoba beralih dari pembicaraanku. Pipimu mendadak berwarna merah.

"Jujur saja, kamu kangen ya?"

Kali ini detak jantungmu semakin cepat. Kau masih tidak menjawab. Kau memang begitu terkadang, malu-malu tetapi mau. Kebiasaan yang sulit kulupa saat ternyata kau marah karena aku tidak membelikanmu es krim, padahal kau sudah memberi isyarat begitu ingin. Sejak saat itu, aku berusaha peka.

"Denish."

Kau mulai berkata. Pelan sekali. Saking pelan, aku sampai harus sedikit menundukkan telinga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline