Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Mengapa Sebagian Lelaki Masih Memakai Kaus Kaki Bolong?

Diperbarui: 20 Mei 2021   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kaus kaki bolong, sumber: startfmmadina.com

Beberapa lelaki keluar dari rumah rekan kerja. Mereka habis menilik seorang teman yang sedang istirahat, karena baru melahirkan. Sebagiannya masih muda. Satu pemuda mengambil kaus kaki dari dalam sepatunya.

Pemuda lain sedikit tersenyum. Ada yang tertawa terbahak-bahak. "Kaus kakimu bolong, Bro?" goda pemuda lain itu. Pemuda itu hanya tertawa. Ia lekas memakai kaus kaki bolong itu. 

Halo, para lelaki! Apakah Anda punya kaus kaki bolong? Apakah Anda suka memakainya? Apakah Anda malah mengoleksinya? Wakakaka.... Saya juga punya. Apa warnanya? Hitamkah? Cokelatkah? Belang-belangkah?

Kaus kaki, dari segala tingkatan harga, ada. Di pedagang kaki lima, sepuluh ribu rupiah dapat tiga buah. Puluhan atau ratusan ribu gampang ditemukan di mal. Tergantung isi dompet kita.

Kalau bolong, ada yang di bagian jempol seperti pada gambar muka tulisan. Ada yang di jari-jari kecil lainnya. Mungkin pula di tempat telapak kaki. Intinya, kulit kaki terlihat saat kita mengenakan kaus kaki tersebut.

Sejarah Kaus Kaki

Kaus kaki tidak serta merta ada. Ada sejarahnya ternyata. Diketahui dari pabrikkaoskaki.com:

Kaus kaki sudah dikenal oleh orang Yunani sejak abad ke 8 sebelum masehi (SM). Orang Yunani kuno mulai menggunakan kaus kaki dengan bahan dari berbagai bulu binatang. Sedangkan bangsa Roma mulai memakai kulit binatang dan kain katun sebagai bahan untuk membuat kaus kaki yang cukup sederhana dengan sistem rajut menggunakan tangan.

Dalam Bahasa Inggris, kaus kaki dikenal dengan kata “Sock”. Bangsa Inggris Tengah menyebutnya dengan istilah “Socke”. Orang Yunani dan Roma menyebut kaus kaki dengan sebutan “Soccus”. "Soccus" sendiri berasal dari Bahasa Latin atau Yunani Kuno yang memiliki arti Sepatu Fragia. 

Perkembangan sejarah kaus kaki modern dimulai pada pertengahan tahun 1589, di mana seorang asal inggris yang bernama William Lee (seorang pendeta) berhasil menciptakan mesin rajut pertama pada tahun itu. Ia terus mengembangkan mesin rajut untuk memproduksi kaus kaki agar lebih modern dan dapat diterima oleh bangsa lain. Alhasil, berkat kerja kerasnya itu, mesin rajut tersebut bisa diterima dan dipakai hampir di seluruh Benua Eropa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline