Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Anak Lelaki yang Kerap Berbicara Sendiri

Diperbarui: 8 Desember 2020   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:galamedia.pikiran-rakyat.com

*Prannnnk*

Suara piring pecah di lantai ruang tengah rumah megah itu terdengar lantang. Menghamburkan kesunyian yang dihadirkan malam. Membuat mata tak urung terpejam.

Bila suara itu mulai merambat melalui udara menuju ke semua telinga penghuni rumah itu, pertanda peperangan para raja digelar. Budak-budak bersembunyi di kamar pengasingan. Hewan-hewan peliharaan berlarian menuju kandang.

Suami istri yang tenar sebagai pengusaha dan nama mereka selalu baik di masyarakat, tampil telanjang malam itu. Berputar seratus delapan puluh derajat, mereka membuka topeng. Tutur kata sopan dan perilaku lemah lembut yang menginspirasi banyak orang, tidak mungkin terdengar dan tersaksikan di rumah itu. Keaslian mereka yang tak tertangkap kamera menyeruak ke seluruh penjuru ruangan.

Mereka berperang dan tiada henti berperang. "Gajah bertarung melawan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah" Tanpa senjata tajam atau senjata api, pedang suara sudah terasa sangat mematikan. Hampir memecahkan gendang telinga. Bibi, yang kamarnya terletak di tingkat tiga paling ujung dekat loteng, masih mendengar jelas peperangan di lantai satu itu.

Di rumah itu, kata-kata mesra dan belaian lembut sayang telah lama tersingkirkan. Selalu saja ada masalah yang diributkan. Entah curiga punya wanita lain lah, menghabiskan uang tanpa persetujuan lah, mengambil utang tanpa izin lah, atau bahkan sekadar masakan malam yang tak sesuai selera lidah. Kesalahan lalu-lalu pun tak selesai diungkit-ungkit.

Suami istri itu sama-sama pengusaha. Keduanya bisa cari uang, sehingga sang istri melihat kedudukannya setara dengan suami. Kalau dihitung-hitung tanpa menghitung penghasilan suami yang beberapa hilang entah ke mana, penghasilannya lebih tinggi dua kali lipat.

Merasa diri seperti direndahkan, sang suami juga tak mau kalah. Dia berusaha mencari kekurangan istri, ketika istrinya mulai ngomel panjang lebar mengapa dirinya terus-terusan pulang malam.

"Dasar, lelaki bangsat! Ngapain kau pulang malam lagi. Kau anggap aku ini apa? Gag usah pulang sekalian" Istri itu memulai peperangan. Tangannya berkacak pinggang. Dia, lima jam lebih dulu pulang ke rumah dibanding suami.

Dia pernah mengutus seorang mata-mata mengikuti suami. Ada beberapa tanda suami ditemukan selingkuh, tetapi dia ingin suaminya sendiri mengaku. Serasa memenangkan peperangan bila mendengar mulut suaminya berucap salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline