Lihat ke Halaman Asli

Hilda Sania Salsabila

UIN KH. Achmad Shiddiq Jember

Covid Kembali Mengancam Bagaimana Respon Pemerintah?

Diperbarui: 25 Desember 2023   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat pergantian musim ke musim dingin, kasus Covid-19 kembali meningkat secara signifikan. Pada periode 19-25 November, jumlah infeksi Covid-19 di Singapura naik dua kali lipat menjadi 22.094, melampaui angka sebelumnya sebesar 10.726 kasus. Peningkatan ini dihubungkan dengan faktor-faktor seperti musim perjalanan akhir tahun dan penurunan kekebalan penduduk, menurut Pemerintah Singapura. Meskipun Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan belum ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau lebih berbahaya, perhatian terhadap situasi terus dijaga.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI memastikan belum ada temuan varian JN.1 dari Omicron BA.2.86. Meskipun kasus Covid-19 kembali meningkat, yang didominasi oleh varian EG.1 atau 'Eris', belum diketahui seberapa cepat penularan dan karakteristik varian-varian baru ini. Namun, gejala yang dilaporkan oleh pasien masih sebatas ringan seperti batuk dan pilek. Meskipun terdapat dua kematian COVID-19 di DKI Jakarta, keduanya memiliki riwayat komorbid dan belum menerima vaksinasi COVID-19 dosis keempat.

Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di DKI Jakarta melonjak dua kali lipat, dengan total konfirmasi harian melebihi 200 orang. Meskipun demikian, Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, memastikan bahwa jumlah orang yang memerlukan perawatan rumah sakit masih terkendali, mencapai 'hanya' 10 persen dari total kasus aktif.

Berdasarkan laporan CNN dari wawancara dengan Erlina Burhan, seorang dokter spesialis paru dan konsultan di RSUP Persahabatan, dikemukakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dapat dikaitkan dengan munculnya varian baru. Varian ini memiliki gejala yang cenderung ringan, serupa dengan Omicron, termasuk demam tinggi, batuk, rhinorrhea (hidung berair), kehilangan indera penciuman dan perasa, serta nyeri tenggorokan. Erlina menyebutkan bahwa varian baru SARS-CoV-2 mencakup Omicron XBB 1.5, Omicron subvarian EG2, dan Omicron subvarian EG5. Omicron XBB, menurut Erlina, menjadi penyebab utama kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

Menanggapi situasi ini, dr Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi booster tambahan guna memperkuat imunitas tubuh. Dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19, masyarakat diminta untuk ketat dalam mematuhi protokol kesehatan. Jika bepergian ke luar negeri, diharapkan mereka dalam keadaan sehat saat kembali ke Tanah Air untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline