Lihat ke Halaman Asli

Hilda Soedjito

Psychologist, Hand-writting Analyst

Dewasa Secara Spiritual

Diperbarui: 2 Oktober 2025   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Black Lava, Kintamani, Bali(Sumber: Galeri Pribadi/Hilda Soedjito))

Saat ini, saya sedang menjalani beberapa peran yaitu menjadi karyawan di salah satu perusahaan, menjadi psikolog, dan juga menjadi mahasiswa baru di Fakultas Teologi. 

Kendala paling utama yang seringkali terjadi adalah berlomba dengan waktu dan situasi di kantor dengan di perkuliahan. Selasa, 30 September 2025, kuliah kedua untuk kelas Formasi Spiritualitas Pentakosta. 

Mata kuliah yang cukup menyenangkan karena memberikan pandangan kritis pada kekristenan praktis dan juga memberikan kejelasan pada hal-hal yang masih "ngawang" untuk saya. 

Pada hari itu, pekerjaan sedang padat, sudah sejak pagi saya gelisah dan takut karena pekerjaan tidak akan selesai, apakah sekiranya saya akan lembur dan perlu izin kelas. Belum lagi cuaca Jakarta akhir-akhir ini sedang tidak menentu. 

Kekhawatiran serta banyak pemikiran yang membuat saya gelisah dan takut hingga pada sore hari. Pada saat sudah sore hari sekitar jam 16.00 WIB, saya melihat bahwa langit Jakarta sudah gelap seakan-akan langit akan runtuh. Semakin saya merasa gelisah dan takut akan terlambat masuk kelas karena perlu perjalanan dari kantor hingga sampai ke rumah. 

Pada hari itu, saya melakukan semua pekerjaan dengan tergesa-gesa, puji Tuhan semua selesai tepat waktu. Pulang dan tiba di rumah dengan selamat serta tepat waktu, bahkan masih sempat untuk berdiam diri dan mengambil waktu istirahat 15 menit. 

Pada saat saya berdiam diri, saya tiba-tiba teringat dengan ayat Alkitab yaitu "Janganlan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku." (Yohanes 14:1)

Padahal ada Tuhan dihidup saya, padahal ada Tuhan yang selalu menyertai saya, tapi kenapa saya harus gelisah? Padahal saya seharusnya bisa lebih yakin bahwa Tuhan akan memampukan saya untuk dapat pulang tepat waktu dan juga menyelesaikan tugas kantor dengan baik.

Buktinya, melalui penyertaan Tuhan, saya bisa menyelesaikan tugas kantor dengan tepat waktu dan baik. Saya juga bisa tiba di rumah dengan selamat, tepat sebelum hujan besar turun. Saya bahkan masih bisa untuk berdiam diri dan beristirahat sebelum kelas dimulai.

Kalau bukan karena penyertaan dan ikut campur tangan Tuhan, bagaimana itu semua bisa terjadi? Tidak ada yang namanya sebuah kebetulan, di dunia ini. Pasti semua adalah rancangan Tuhan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline