Lihat ke Halaman Asli

Perbandingan Konsep Produksi antara Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam

Diperbarui: 6 April 2021   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata produksi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris yaitu "production" yang secara linguistic dapat diartikan penghasilan. 

Sedangkan secara umum produksi adalah menghasilkan, menciptakan, dan membuat. Ketersediaan bahan baku merupakan komponen utama dalam kegiatan produksi, jika tidak ada bahan maka tidak ada proses produksi yang berlangsung. 

Dalam melakukan kegiatan produksi diperlukan tenaga manusia, sumber daya alam, modal, dan keterampilan. Semua komponen tersebut merupakan faktor-faktor produksi.

  • Produksi menurut ekonomi konvensional

Salah satu ekonom di dunia barat yang terkemuka adalah John Maynard Keynes, dalam tulisan ini pemikirannya menjadi representasi konsep produksi dalam perspektif konvensional. 

Menurut Keynes kegiatan produksi dan kepemilikan faktor-faktor produksi masih dapat dilimpahkan kepada pihak swasta, namun bukan berarti pemerintah lepas tanggung jawab dalam masalah perekonomian, pemerintah wajib mengatur kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian. 

Contohnya, pemerintah berperan dalam stabilisasi perekonomian melalui kebijakan-kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan untuk mengatur besarnya permintaan agregat sehingga dapat mempertahankan full employment dan menghindari inflasi maupun deflasi. Peranan pemerintah dalam stabilisasi perekonomian dibutuhkan jika terjadi gangguan dalam menstabilkan perekonomian, berikut gangguan yang dimaksud:

  • Lambannya pertumbuhan ekonomi
  • Tingginya pengangguran dan kemiskinan
  • Inflasi dan defisit anggaran
  • Melambungnya utang luar negeri

Menurut Keynes tujuan akhir dari suatu produksi adalah untuk memuaskan konsumen. Waktu yang telah dihabiskan, terkadang mengeluarkan biaya oleh produsen dan pembelian output oleh konsumen akhir. Sementara para pengusaha dan investor dituntut untuk membentuk ekspektasi kedepan yang berkaitan dengan kebutuhan konsumen yang akan dibayar ketika produsen siap memproduksi barang setelah melewati waktu yang tidak singkat. Hal tersebut diperlukan agar waktu yang digunakan dapat diimbangi oleh hasil output yang dikeluarkan.

Menurut Keynes kelebihan produksi secara umum bisa terjadi. Kelebihan produksi terjadi disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap barangbarang dan jasa tidak cukup kuat. Permintaan yang ada tidak cukup untuk menyerap barang dan jasa yang ditawarkan.

Kemungkinan kekurangan produksi pada umumnya keputusan rumah-tangga untuk konsumsi cukup stabil. Jumlah konsumsi biasanya berubah (naik) jika pendapatan rumahtangga naik. Sedangkan keputusan perusahaan untuk investasi biasanya sukar diterka. Oleh karenanya, gejolak pengeluaran investasi inilah yang sangat menentukan gejolak GDP dan kesempatan kerja. 

Kondisi seperti ini dapat dihentikan jika ada keseimbangan antara permintaaan dan penawaran, serta memungkinan bagi pemerintah untuk andil dalam menggambarkan serta memperkirakan pengeluaran rumah tangga dan banyaknya investasi yang beredar di pasar barang, agar dapat dimanfaatkan untuk informasi tambahan bagi para pelaku bisnis dan investor. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan produksi.

Keynes berpendapat bahwa produksi terjadi lewat peranan tiga unsur yang saling berhubungan yaitu sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja. Sebagian ahli lain menambahkan unsur disiplin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline