Lihat ke Halaman Asli

Segitiga Emas Menuju Indonesia Berkelas

Diperbarui: 25 September 2020   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : cdc@upi.edu

"Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat yaitu: Kecerdasan,  kemauan,  sabar,  biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama." Ali bin Abi Thalib radhiyallahu" .

"Barang siapa yang tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya" Imam Syafi'i rahimahullah

Di masa pandemi ini semuanya di lakukan serba dengan online . Karena kita harus mematuhi protokol kesehatan. Dengan tetap berada di rumah , belajar di rumah dan bekerja dirumah. Semua di lakukan di rumah . Jika tak ada keperluan mendesak maka sebaiknya tetap di rumah. Meskipun dalam era new normal, kesehatan adalah hal penting yang harus dijaga.

Mengingat bahwa saya di sini berperan sebagai mahasisiwi yang harus belajar dengan sistem daring atau melalui zoom dan google meet. Saya rasa masih belum bisa beradaptasi dengan  keadaaan yang berbanding terbalik dengan kegiatan kita sehari-hari. Pada kegiatan sehari-hari pengaturan waktu akan di lakuakan secara optimal. Sedangkan pada masa pandemi ini bangun dari pagi pun akan terasa sulit mengatur waktu karena semua pekerjaan seperti saling ingin di kerjakan dan semua tugas datang secara bertabrakan. 

lama-lama saya merasakan jenuh,capek dan kesal dalam sistem pembelajaran daring ini. Duduk berlama-lama di depan layar laptop dan handphone membuat mata saya perih dan pusing. Belum lagi ketidak pahaman dalam penjelasan dosen. Berbagai aspek seperti ingin disalahkan .

Saya merasa bahwa saya butuh ilmu, ilmu yang bukan hanya materi yang di terangkan kepada dosen. Tapi, ilmu moral dan budaya yang bisa meningkatkan karakter kita. Seperti yang sudah di terangkan dalam kitab ta'limul muta'allim bahwa salah satu syarat dari mencari ilmu adalah "bimbingan dari guru".

Bimbingan dari guru yang bersifat moral dan budaya ini yang bisa meningkatkan karakter kita. Kenapa bimbingan guru secara moral ini sangat perlu? karena, sesuai apa yang saya ketahui belajar dalam jaringan ini menurunkan sifat tawaddu' kepada guru atau sikap menghormati kepada guru. Saat ada mata kuliah kami dengan cepat bergabung tapi dengan mematikan kamera dan micnya. lalu mungkin saja kami tinggal tidur dan tak mendengarkan apa yang telah di jelaskan oleh guru atau dosen . Mungkin ada beberapa aspek yang bisa mempengaruhi kenapa kami melakukan hal seperti itu. Salah satu contohnya ialah kami terlalu lelah mengerjakan tugas yang semakin hari semakin lama semakin banyak dan bertumpuk dan kami mengerjakannya pada saat malam hari, begadang setiap hari. Bagaiamana kami akan menunutut ilmu dengan baik? Jika saat menuntut ilmu, kami tidak mendapatkan bimbingan guru dengan baik.

Permasalahan yang kedua jika kita tidak mendapatkan bimbingan guru dengan baik. Kita akan mudah menyepelekan tugas-tugas yang di berikan oleh guru. Pernah suatu ketika saya melihat adek saya bermain game sepanjang hari. kemudian saya bertanya " adek tidak ada tugas ?" "ada" jawabnya "kenapa tidak di kerjakan?" "aku tidak tahu apa maksudnya dari soal dan tugasku itu. malas mengerjakannya ,aku tidak tahu !. aku tidak mau!" . aku terdiam .

 Dari permasalahan di atas upaya-upaya yang harus dilakukan ialah:

1. Membuat murid, orang tua dan guru menjadi segitiga emas. Maksud dari segitiga emas di sini ialah tidak ada miss komunikasi diantara ketiga nya saling mendukung dan saling mengingatkan. Karena anak terkadang masih butuh bimbingan dengan orang tua di rumah, tak lupa dengan meminta ridho orang tua karena "ridho Allah itu terletak pada keridhoan orang tuanya, dan kemarahan Allah itu di dalam kemarahan orang tuanya"  dan murid juga butuh bimbingan baik dalam ilmu moral, budaya dan materi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline