Lihat ke Halaman Asli

Hery Supriyanto

TERVERIFIKASI

Warga net

Tiga Alasan Jokowi Layak Dipilih Kembali

Diperbarui: 14 April 2019   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai petahana, dengan kinerjanya selama ini berpeluang besar terpilih kembali. Sumber foto: kompas.com

Pilpres yang berbarengan dengan pileg akan dilaksanakan 17 April nanti. Inilah ajang pesta demokrasi terbesar dan terunik di dunia. Adalah suatu anugerah terbesar manakala rakyat bisa memilih secara langsung presiden (selaku kepala pemerintahan dan negara) dengan rasa suka cita.

Pada kontestasi pilpres kali ini merupakan tanding ulang (rematch) pilpres 2014 lalu. Tetap dua paslon: Jokowi lawan Prabowo, hanya berbeda pada pasangan wakil presidennya. Jokowi sebagai petahana akan mempertahankan diri apakah masih dipercaya rakyat untuk kali kedua, ataukah justru Prabowo nanti yang akan menggantikannya.

Namanya juga "pertandingan", tentu harus ada kalah dan menang. Rakyat yang secara akumulatif sebagai jurinya akan menentukan nasib kedua tokoh itu. Dan begitu pentingnya suara rakyat itu, yang dalam pemilu tersebut rakyat menunjukkan kuasanya.

Pilihan hanya dua dan itu simpel, pilih 01 atau 02. Dan segala pilihan itu, punya pandangan dan alasan tersendiri bagi para pemilih. Sebaik-baiknya pilihan itu tak sekadar menonjolkan aspek suka atau tak suka (subjektif), tetapi kepada alasan yang rasional berkenan dengan rekam jejak (track record) yang akan dipilihnya tersebut (objektif).

Dua-duanya merupakan figur yang baik, yang itu harus ditentukan satu siapa yang terbaik. Dengan pilihan gabungan antara subjektif dan objektif setidaknya ada tiga alasan untuk memilih Jokowi melanjutkan sebagai presiden untuk periode berikutnya.

Prestasi kinerja yang cukup membanggakan

Pada periode pertama, pemerintahan Jokowi sudah banyak melakukan banyak hal untuk kemajuan negeri ini. Petral yang selama ini melakukan praktik penjualan minyak yang merugikan negara dibubarkan. Belum lagi yang dahulu konsesi pertambangan yang dikelola asing, telah diberikan ke BUMN. Dan PT Freeport Indonesia sudah menjadi milik Indonesia dengan saham mayoritas 51 persen.

Dari pembangunan fisik juga menorehkan hasil yang mengagumkan. Berbagai infrastuktur sudah dibangun dan diresmikan, baik itu meneruskan era pemerintahan sebelumnya, dan era pemerintahan Jokowi sendiri. Dan pembangunan relatif merata dan tidak Jawa sentris. Adanya jalan atau tol trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua merupakan bukti yang nyata.

Dan untuk Papua relatif banyak diperhatikan walaupun dari segi ekonomi jangka pendek masih belum bisa kelihatan hasilnya. Jalan Trans Papua dikebut, demi memperlancar transportasi antar daerah. BBM sudah bisa satu harga, bisa sama dengan harga di SPBU yang ada di Jawa. 

Tidak itu saja "hadiah" berupa stadion (megah) Papua Bangkit sudah hampir rampung, yang akan di pakai untuk event Pekan Olah Raga (PON) tahun depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline