Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tiga Alasan Jokowi Layak Dipilih Kembali

14 April 2019   11:37 Diperbarui: 14 April 2019   11:51 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai petahana, dengan kinerjanya selama ini berpeluang besar terpilih kembali. Sumber foto: kompas.com

Bagi kalangan tidak mampu sudah diberikan skema bantuan dengan dikeluarkanya beberapa kartu. Seperti  Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) sudah banyak dibagikan sebagai upaya agar masyarakat miskin memperoleh haknya.

Pembangunan stadion megah di Jayapura, sebagai bukti pemerataan pembangunan yang tidak Jawa Sentris. Sumber foto: ceposonline.com
Pembangunan stadion megah di Jayapura, sebagai bukti pemerataan pembangunan yang tidak Jawa Sentris. Sumber foto: ceposonline.com
Jokowi belum layak "dihukum"

Posisi petahana sebenarnya bukanlah posis yang aman untuk bisa melanjutkan periode berikutnya. Melalui mekanisme pemilu jika (kebanyakan) rakyat puas, maka akan memilihnya kembali. 

Begitu sebaliknya jika rakyat kecewa, maka rakyat tak akan memilihnya. Dan tentu lawan petahana akan diuntungkan karena sebagai pelampiasan rasa kecewa rakyat itu.

Dan melalui pemilu ini rakyat bisa memberikan apresiasi dan penghukuman (reward and punishment) kepada petahana. Terus lanjut atau cukup sampai di sini saja masa kekuasaan kekuasaannya itu. 

Dalam konteks Indonesia, melalui pilkada banyak contoh yang diberikan. Beberapa gubernur, bupati atau walikota yang berstatus petahana ada yang lanjut dan selebihnya "dihukum" tak terpilih lagi.

Alasan "penghukuman" terhadap petahana didasari banyak faktor. Intinya tidak sesuai dengan harapan, atau tidak bisa mewujudkan visi dan misinya (yang tentu menawarkan program sangat baik) ketika berkampanye. 

Bisa juga karena beberapa tindakan dan kebijakan petahana yang tidak populer di rakyat, atau karena selama menjabat terindikasi kasus penyelewengan (korupsi, kolusi, nepotisme) misalnya.

Untuk kasus Jokowi relatif minim untuk "dihukum". Dengan penampilan yang sederhana dan tidak neko-neko, belum pernah terdengar adanya penyelewengan atau penyalahgunaan kekuasaan. Kebijakan selama ini untuk kalangan rakyat kebanyakan (baca: miskin) cukup bisa diakomodir. 

Memang tidak bisa menyenangkan untuk semua kalangan. Terutama kalangan menengah yang kadang tidak "mengenaklan" akibat dicabutnya beberapa subsidi BBM dan listrik.

Lawan Jokowi tidaklah lebih baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun