Lihat ke Halaman Asli

Herti Utami

Hasbunallah wa nikmal wakil

Pelatihan Ecoprint Untuk Pengrajin Batik Tulis Lampung

Diperbarui: 30 Januari 2023   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta menata daun (Dokumen pribadi)

Udah lama saya ngga menulis di Kompasiana ini. Tiba-tiba ada rasa rindu hmm. Nulis apa ya?  Teringat tahun lalu kami melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yaitu mitra pengabdian adalah salah satu kelompok pengrajin batik tulis di Bandar Lampung, As Syafa Batik.

Jangan salah ya, di Bandar Lampung ini sudah ada daerah sentra pengarajin batik tulis, yaitu di daerah Pinang Jaya. Ya tentu saja, motif batiknya adalah khas Lampung. Salah satunya adalah motif mahkota Siger selalu menjadi motif yang dominan, dan  ada juga motif biji kopi tapi disusun sehingga seperti motif kawung pada batik Jawa.

Pertengahan tahun lalu, kami mengadakan kegiatan pelatihan ecoprint untuk para pengarajin batik tulis. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan pembuatan ecoprint yaitu seni olah kain kepada para pengrajin. Harapannya sih mereka nanti ada produk inovasi lain selain kain batik tulis, yaitu kain ecoprint.

Ecoprint adalah seni mencetak daun, batang, getah, bunga, kulit kayu dan lainnya di atas kain serat alami, dengan menggunakan kayu, kulit kayu, kulit buah, akar, dan lainnya sebagai pewarna alaminya. Media lain yang bisa digunakan adalah kulit, kertas, kayu, bambu dan lainnya (sumber: AEPI).

Masyarakat luas masih banyak yang keliru dalam memahami ecoprint, mereka menyebutnya sebagai batik oleh karena itu kami merasa perlu menyampaikan pengetahuan dengan benar khususnya pada kalangan pengrajin batik tulis.

Ecoprint bukan batik karena tidak memenuhi persyaratan sebagai batik sebagaimana yang tertuang dalam SNI 0239 -- 2019: Batik Pengertian dan Istilah.Menurut SNI (SNI, 2019).

Tapi yang jelas kain ecoprint dan kain batik tulis adalah sama-sama hasil karya kreativitas dari seni olah kain secara handmade yang bernilai tinggi.

Para pengrajin cukup tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Peralatan dan bahan sudah disediakan dari Tim dan daun-daunan sekitar disiapkan oleh peserta pengrajin batik. Daun-daunan cukup diambil di sekitar rumah penduduk, ada daun alpukat, daun buah kakao atau coklat, daun jati, daun kenikir, daun jarak kepyar dsb. Bunga kenikir juga ada meskipun hanya sedikit.

Para peserta memulai kegiatan dengan menata daun di permukaan kain dan kemudian menggulung kainnya. Gulungan kain tersebut dikukus selama 2 jam. Sambil menunggu hasil kukusan kain, maka waktu diisi dengan materi kegiatan dan tanya jawab antara Tim dengan peserta tentang ecoprint.

Bagaimana caranya memordan kain sebagai langkah awal juga dijelaskan. Bahan-bahan yang digunakan apa saja, serta bagaimana nanti caranya merawat kain ecoprint serta bagaimana kira-kira penentuan harga jualnya semua dibahas dalam diskusi. Semua pertanyaan, menjadikan Tim dan mitra peserta pelatihan sangat antusias dalam kegiatan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline