Lihat ke Halaman Asli

Minum Sopi/Alkohol Menggunakan 1 Gelas dan Penularan TBC

Diperbarui: 20 April 2024   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeriksaan Kontak serumah Penderita TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Oemeu, dokpri

Minum Sopi pakai 1 gelas dan penularan Tuberculosis Paru (TBC)

Kebiasaan minum Alkohol/sopi orang Timor dengan menggunakan 1 gelas bersama apakah menjadi salah 1 penyebab penularan penyakit Tuberculosis Paru (TBC) yang tidak kunjung berhenti???

Mari kita simak ulasan tentang penyakit Tuberculosis Paru (TBC)

Menurut data World Health Organization (WHO) penyakit Tuberkulosis paru (TBC) merupakan penyakit infeksi berada di urutan ke-13 di dunia yang menjadi penyebab kematian. Data penularan penyakit TBC, dari tahun ke tahun tidak kunjung berkurang tetapi terus meningkat dari data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2022, pada tahun 2021 penderita Tuberculosis Paru (TBC) yang tercatat berjumlah 397.377 penderita, dan pada tahun 2022 penderita Tuberkulosis Paru (TBC) yang di temukan meningkat cukup signifikan yaitu sebanyak 677.464 kasus. 

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut data Riskesda 2018 jumlah penderita Tuberkulosis paru (TBC) yang di temukan dan tercatat adalah sebanyak 6.833 kasus. Sedangkan di Kabupaten Timor Tengah Utara menurut data Profil Kesehatan pada tahun 2021 jumlah penderita Tuberkulosis paru (TBC) yang di temukan 144 Kasus, sedangkan pada pada Tahun 2022 jumlah penderita yang berhasil di temukan adalah sebanyak 256 kasus, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penyebaran penyakit Tuberculosis paru (TBC) terus meningkat di 2 tahun terakhir, secara kinerja Instansi ini adalah salah 1 keberhasilan karena Dinas Kesehatan berhasil menemukan lebih banyak penderita  Tuberculosis paru (TBC) dan kemudian di obati, tetapi juga menjadi sebuah catatan bahwa masih banyak penderita Tuberculosis paru (TBC) di daerah kita. Penyakit Tuberkulosis paru atau yang sering disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru-paru dan organ lainnya. 

Kuman TBC sendiri menyebar dari penderita TBC melalui udara saat penderita ketika penderita TBC paru BTA positif bicara, bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita mengeluarkan percikan dahak di udara dan terdapat 3000 percikan dahak yang mengandung kuman TBC. Dari pembahasan di atas kuman TBC mudah menyebar saat kita berada dekat dengan penderita TBC yang belum mendapat pengobatan.     

Bagaimana hubungannya dengan kebiasaan kita di berbagai daerah di Propinsi Nusa Tenggara Timur tidak terkecuali masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang memiliki kebiasaan duduk melingkar untuk minum Alkohol/sopi dengan menggunakan 1 gelas bersama - sama, saat duduk melingkar dan minum Alkohol/sopi bersama kita tidak bisa mengetahui dengan pasti apakah salah satu dari yang sedang berada di dekat kita adalah seorang penderita TBC.  

Jadi ada kemungkinan penderita TBC bisa menyebarkan kuman TBC ke orang - orang yang berada dekat dengannya saat duduk melingkar (duduk bersama), penderita bisa menularkan Kuman TBC saat ia berbicara, bersin dan batuk apalagi menggunakan 1 gelas untuk minum bersama penderita yang belum mendapat pengobatan. 

Jadi mari kita mengurangi kebiasaan duduk melingkar (duduk bersama) untuk minum Alkohol/Sopi dengan menggunakan 1 gelas bersama, tujuannya jelas selain mencegah diri kita tertular penyakit Tuberculosis Paru (TBC), kita juga membantu mencegah penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu sebagai masyarakat yang baik, mari kita membantu mencegah penyebaran penyakit Tuberculosis Paru (TBC) agar tidak terus menerus berkembang dan menyebar. Ada pun cara pencegahan Penyakit Tuberculosis Paru (TBC) adalah sebagai berikut:

1. Bagi penderita Tuberculosis Paru (TBC), pencegahan penularan dapat dilakukan dengan minum obat secara teratur sampai tuntas, memriksakan dahak secara berkala, menutup mulut saat batuk, membuang dahak tidak sembarang tempat, dan memakai masker.

2. Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline