Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

4 Indikator Kebahagiaan

Diperbarui: 19 September 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Indikator Kebahagiaan

Indikator kebahagiaan masih menjadi bahan perdebatan di berbagai negara, tetapi dalam buku Yoga Sutra Patanjali ada 4 indikator kebahagiaan. Keempat indikator ini bersifat sangat universal, dan sesungguhnya setiap orang bisa melakukannya. Inilah hebatnya buku Warisan leluhur kita.

Ada beberapa negara mengkaitkan kebahagiaan dengan perolehan harta benda. Ada juga beberapa orang mengatakan bahwa kebahagiaan dirasakan bila keinginannya tercapai. Mereka yang sepaham Dengan ini berarti belum bisa membedakan antara kebahagiaan dan kelegaan karena terpenuhinya keinginan atau harapan. Dengan kata lain, belum bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Adanya keinginan berlebihan lah yang berdampak pada penderitaan. Bia kita perhalus, keinginan berasal dari rasa tidak puas atau tidak bisa bersyukur.Tekanan kata pada rasa tidak puas. Hal ini yang akhirnya menjadi salah satu indikator kebahagiaan.

4 Indikator Kebahagiaan

Keempat indikator ini sesungguhnya saling berkaitan:

  • Kesehatan
  • Relasi
  • Kepuasan diri
  • Kebebasan

Kesehatan

Kesehatan bukan hanya raga, tetapi terutama sehat pikiran. Banyak yang tubuhnya sehat tetapi dalam Kehidupan sehari-hari belum memiliki memiliki cara pandang yang dapat diklasifikasikan sehat. Ini telihat dari apa yang dilakukan belum bisa dikatakan berpikiran sehat. Mereka yang sehat pikirannya tidak akan melakukan tindakan kekerasan terhadap sesama makhluk hidup. Untuk menjadi sehat secara utuh, kita mesti sehat tubuh serta cara pandang. Tubuh yang sehat memiliki kemampuan untuk berkarya.

Relasi

Hubungan atau dengan siapa seseorang bergaul sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan. Misalnya, seseorang yang suka atau akrab bergaul dengan yang hanya mementingkan kenyamanan indra merupakan seseorang yang masih suka memanjakan akan nikmatnya indra. Mengapa demikian? Dengan sansat mudah akan terjawab, karena pada umumnya penikmat kenyamanan indra belum memiliki kepuasan. Bagaikan seseorang yang memnum air laut, terus merasakan kehausan. Hal lain yang bisa terjadi adalah kemungkinan seseorang menjadi hiperaktif akibat salah gaul. Dalam era kemajuan teknologi dan barang mewah bisa memunculkan sifat asli yang cenderung ingin paling baik.

Kepuasaan Diri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline