Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Makna Putra.... (Bag.2)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada siapa harta yang dicari dengan cara luhur harus diwariskan?

Tentu kepada anak yang memahami tujuan kelahiran. Bila tidak, bakal salah tempat kita meninggalkan harta warisan. Ini pun jika ada.

Kita seharusnya mengajarkan bagaimana cara mengail ikan, bukan memberikan ikan. Dalam hal mengajari anak cara mengail rejeki juga harus dilandasi dengan Dharma. Sehingga, bahkan anak pun mungkin tidak memikirkan harta milik orang tuanya. Mereka akan berupaya sendiri untuk mendapatkan harta bagi kebutuhannya sendiri.

Saya ingat suatu cerita tentang orang tua dan anak di Singapura, kalau ga salah. Ceritanya begini:

Si orang tua pengusaha yang kaya raya. Karena kecintaan yang amat sangat kepada anaknya, sebelum ia meninggal, diwariskan semua harta kekayaan dan perusahaan pun diberikan atas namanya.

Apa yang terjadi kemudian???

Si anak yang tidak mengerti tujuan kelahiran sangat suka dugem dan memanjakan kenikmatan panca indranya. Suka berjudi dan berfoya-foya. Karena merasa semua harta diwariskan kepadanya, ia pun mengusir orang tua atau ayahnya dari rumah. Ironisnya, si ayah yang tidak lagi punya harta, hidup sebagai gelandangan.

Seorang anak yang tidak pantas diwarisi harta!!!!!!

Putra berarti ' Yang Layak'

Tidak semua anak bisa disebut sebagai 'Putra'. Ia harus layak menggunakan harta secara tepat. Menggunakan harta secara tepat artinya adalah menggunakanya semata untuk EVOLUSI KESADARAN. Inilah tujuan utama penggunaan harta duniawi. Bukan untuk memuja kenyamanan indrawi.

Sang anak harus memanfaatkan harta warisan orang tuanya untuk kepentingan yang luhur. Dengan cara ini, sesungguhnya si anak berperilaku mulia untuk menjunjung nama baik orang tuanya. Inilah bakti tertinggi bagi orang tua yang telah menjadi lantaran atau wahana kelahiran di dunia/bumi. Melanjutkan evolusi kesadaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline