Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh

Hilang sudah "Rumah Cantik" itu......

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dulu selalu terpesona ketika melewati rumah cantik itu... Sekarang sudah berganti dengan kepiluan... Ahhhh..... Betapa kekerasan telah merasuk seorang Ibas. Inilah gambaran rumah semula di Jalan Jl. Teuku Cik Di Tiro and Jl. Ki Mangunsarkoro, Central Jakarta. Rumah yang indah peninggalan Belanda yang didirikan sejak tahun 1932. Yang memalukan lagi, rumah ini sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. "The house, which has received several awards from the city administration, is protected under a 1993 gubernatorial decree on heritage buildings." Jika memang benar, inikah potret seorang anak presiden negeri tercinta? Inilah gambar baru:

Inilah wujud kekerasan jiwa yang karena merasa punya uang dan juga merasa anak penguasa negeri yang katanya pecinta budaya sendiri. Kuasa adalah perwujudan arogansi. Semakin meningkatkan arogansi menunjukkan semakin tingginya kebodohan. Mereka yang tidak sadar bahwa badan hanyalah ilusi seperti halnya pakaian. Sesaat saja adanya. Tiada yang kekal. Tampaknya senang dan bangga tinggal di rumah baru, tetapi ia telah merusak dirinya sendiri. Ia telah berlaku khufur dengan mengingkari suatu bentuk cagar budaya yang sesungguhnya milik penduduk Jakarta. Katakanlah ia memiliki uang dan kekuasan. Dari manakah berasal? Tanpa ada rakyat Jakarta, mungkinkah ia bisa menjadi anak presiden. Mengapa ia melukai perasaan yang memilihnya? Semoga dugaan ini tidak benar. Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/29/menteng-heritage-house-lies-ruins.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline