Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Hujan

Diperbarui: 5 Januari 2021   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hujan Sumber Foto Trubus.id/Istimewa

Surabaya dalam beberapa hari ini curah hujannya tinggi. Hampir setiap sore dipastikan turun hujan. Aku sudah hampir dua jam terjebak di Halte depan Rumah Sakit. Sementara beberapa orang sudah pergi mendapatkan angkutan kota yang mereka tunggu. 

Di Halte depan Rumah Sakit, aku masih duduk termangu. Teringat di sinilah aku pertama kali bertemu dengan Mutiara. Situasinya juga sama dalam suasana hujan seperti ini. Hujan ini membawaku terkenang kembali kepada Mutiara. Peristiwa dua tahun lalu sekan tampak di depan mata. 

Manado Dua Tahun Lalu 

Ruangan dokter Beny, dokter senior spesialis penyakit dalam ini terasa hening beberapa saat ketika tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Ya silahkan masuk!" Kata dr Beny mempersilahkan masuk.

Lalu pintupun terbuka. Seorang wanita cantik berkulit putih separuh baya paling berusia sekitar 45 tahun, berdiri di sana. Aku hanya menebak apakah ini Mamanya Mutiara? Kulihat garis garis  wajahnya memang mirip Mutiara.

"Oh Bu Maya, silahkan duduk," kembali suara dokter Beny. 

Kemudian Om Franky menyambut kedatangan Bu Maya yang ternyata memang benar, dia adalah Mamanya Mutiara. Berarti kakak kandungnya Om Franky. 

Om Franky memperkenalkan aku kepadanya. Ketika aku memanggilnya dengan kata 'Tante', langsung Bu Maya menyuruhku memanggilnya 'Mama'.

"Herman, aku sudah banyak mendengar cerita tentangmu dari Mutiara. Saat sekarang bertemu denganmu seakan aku sudah mengenalmu bertahun-tahun," kata Mamanya Mutiara. Aku hanya terdiam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline