Lihat ke Halaman Asli

Henri Satria Anugrah

Penulis Konten Pengembangan Diri

Lancar Berbahasa Berarti Lancar Berbicara

Diperbarui: 17 Oktober 2019   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berbicara (Sumber:pexels.com)

Ketika sekolah dan kuliah, saya memiliki guru dan dosen yang berbicara sangat panjang. Apapun dibicarakannya, bahkan hingga bagian-bagian detail. Akan tetapi, alur ceritanya terkesan melompat-lompat, sehingga sulit dipahami oleh murid-muridnya. 

Murid-muridnya (yang merupakan teman-teman saya) pun berkata bahwa "Pak/Bu X tidak jelas dalam mengajar!". Padahal bukan tidak jelas, hanya struktur bahasanya saja yang berantakan, sehingga ceritanya terkesan melompat-lompat. 

Jika kita mau sedikit lebih berpikir dalam mendengarkan beliau, maka sesungguhnya kita akan mendapatkan ilmu yang sangat luas.

Namun demikian, murid-muridnya sudah terlanjur malas untuk mendengarkan kata-kata dari dosen atau guru itu. Mereka merasa bahwa kata-kata dari dosen atau guru itu tidak indah untuk didengarkan. 

Dari sini, kita menyadari bahwa struktur bahasa berperan penting dalam membuat orang lain tertarik untuk mendengarkan apa yang kita ucapkan. 

Kurang pandai dalam menyusun kata-kata sesuai struktur bahasa merupakan masalah umum yang sering dialami oleh orang-orang, bahkan hingga public speaker

Tidak jarang, kita mendengar pembicara di seminar-seminar yang serupa dengan dosen atau guru di atas. Ilmu mereka begitu luas, tetapi kebingungan untuk menyatukan satu gagasan ke gagasan lain dalam berbicara, sehingga audiens terpaksa untuk berpikir lebih keras untuk memaknai kata-kata dari pembicara. 

Jika kita menjadi pembicara, bukankah kita tidak ingin kehilangan audiens kita hanya karena struktur bahasa yang kurang rapih? Bahkan tidak harus berbicara di depan umum, berdiskusi dengan teman pun juga memerlukan kepiawaian dalam berbahasa.

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam merangkai kata sesuatu struktur bahasa. Kedua cara ini memerlukan proses yang lama, tetapi hasilnya relatif permanen. 

Memang, biasanya cara yang lama ialah cara yang terbaik, sedangkan cara yang instan cenderung memiliki banyak kekurangan.

Pertama, rajin membaca buku. Buku yang dibaca hendaknya yang ditulis sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Biasanya, buku-buku seperti ini diterbitkan oleh penerbit-penerbit besar, seperti Gramedia, Grasindo, dan Elex Media Komputindo. Namun, jangan membaca buku ini di dalam hati. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline