Lihat ke Halaman Asli

hendri setiawan

Chemie - Pekerja Biasa di Pabrik

Memenuhi Ekspektasi Orang Lain

Diperbarui: 23 Februari 2022   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekpektasi orang lain pada kita (sumber gambar pixabay.com)

Hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain memang berat. Sedari kecil kita dituntut untuk pintar dalam pelajaran sekolah, kegiatan olahraga ataupun kesenian. 

Tujuannya tentu bukan untuk kesenangan, tapi untuk masa depan kita. Ya, meraka mengajarkan betapa kerasnya dunia. Kita diharuskan menjadi salah satu, bukan yang biasa-biasa saja dan mungkin setelah dewasa akan meyadari betapa biasanya kita. 

Apalagi ditambah beberapa pilihan yang mungkin mustahil untuk bisa kita tekuni karena keterbatasan fisik.  Ekspektasi orang lain kadang menyebabkan kita juga terjatuh. Terjatuh pada pemikiran kita sendiri dengan memberi batasan dan berkata tidak mampu. Seringnya terjadi jika kita pernah gagal. 

Mungkin akan ada yang berkata kalau gagal ya bangkit. Maaf, tapi ada beberapa hal yang mungkin membuat kita tidak bisa bangkit dan menyebabkan trauma pada diri sendiri. Mungkin juga kita bisa bangkit, tapi untuk permasalahan yang lain. 

Tapi pernah nggak sekarang kita berpikir untuk mencari hal lain yang bisa kita pelajari. Kegiatan yang selalu ingin kita tekuni. Memang kegiatan yang terus ditekuni dari kecil lama kelamaan menjadi hobi.

Dulu sewaktu kecil tidak berpikir mengapa hanya bertujuan untuk memenuhi ekspektasi orang lain,  bahkan mungkin sampai sekarang. Ya gimana , wong rasanya itu adalah "passion" . 

Contohnya, sedari kecil dididik untuk menjadi atlet kemudian ketika menginjak usia 20-an memenangkan banyak pertandingan, tapi sebenarnya tidak ada perasaan senang saat memainkannya. Kemenangan maupun kekalahannya tentu akan terasa berbeda bagi mereka yang sedari kecil memilih dan mencintai.

Namun memilih dan mencintai juga akan merasakan hal yang sama yaitu harapan berlebih dari orang lain. Sebagian orang mungkin akan menanggapi dengan cara yang berbeda. Intinya kita tidak bisa terlepas dari ekspektasi orang lain.

Menginjak dewasa juga semakin berat. Selain harus memenuhi ekspektasi sukses dalam artian memiliki banyak uang dan karir yang bagus. Mungkin sebenarnya orang tua kita tidak pernah menuntut hal demikian.Mereka hanya menuntut untuk terus sehat dan bisa menemaninya sampai tua. Tapi bagaimana orang disekitar? 

Membanding-bandingkan adalah kebudayaan kita bukan? Memikirkannya akan membuat kita sakit kepala jika hanya untuk memenuhi ekspektasi. Tapi media sosial sekarang juga membentuk hal yang demikian disamping beberapa konten yang menghimbau untuk fokus pada kebahagian kita sendiri. Entah standar bahagia mereka bagaimana.

Dari kecil sampai sekarang, pernahkan kita terlepas dari ekspektasi orang? Jika iya, selamat telah menjadi yang beruntung. Tidak memikirkannya juga termasuk kebahagiaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline