Lihat ke Halaman Asli

Hendra Sahrial

melaporkan berita terkini

Di Balik Sebuah Kontrakan: Perjuangan Hidup Sebuah Keluarga

Diperbarui: 14 April 2024   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Di sebuah kontrakan , yang terletak di Desa Mariana, Pontianak Kota. Terdapat sepuluh orang dan tiga kepala keluarga yang menempatinya. Di sinilah terjalinnya hubungan yang erat antara keluarga Ibu Yusmaini dengan keluarga saudaranya yang hidup bersama-sama.   Kontrakan  tersebut dipenuhi dengan kehangatan dan kedamaian meskipun harus berbagi tempat tinggal dalam satu kontrakan yang sederhana tersebut. Mereka bersama-sama berbagi cerita, tawa, dan beban hidup, membentuk ikatan keluarga yang tak terpisahkan di tengah tantangan kehidupan sehari-hari.

Kondisi Keluarga

Responden yang kami temui adalah seorang wanita yang berusia 40 tahun yang mendapatkan bantuan PKH, bernama ibu Yusmaini. Beliau memegang peran sebagai ibu rumah tangga dengan penuh dedikasi. Ibu Yusmaini memiliki dua orang anak yang masih bersekolah di bangku  SD dan SMP. Suaminya, bekerja sebagai pengantar barang untuk menyediakan kebutuhan keluarga. Namun, dengan penghasilan bulanan sebesar Rp 2.000.000, mengelola kebutuhan sehari-hari untuk tiga orang tanggungan bukanlah tugas yang mudah. Terutama, untuk menenuhi kebutuhan anak-anaknya yang masih bersekolah dan juga untuk membayar sewa kontrakan bersama keluarga saudarnya. 

Ibu Yusmaini telah beberapa kali menerima bantuan PKH untuk orang yang tidak mampu. Bantuan tersebut yang diterima dengan frekuensi satu kali dalam tiga bulan dengan nominal bansos PKH sebesar Rp600.000. Bantuan tersebut tentunya memberikan manfaat bagi keluarga Ibu Yusmaini dan anak-anaknya untuk menunjang kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah.

Kondisi Rumah dan Asetnya

Kontrakan itu bukan hanya sebuah tempat tinggal, tapi juga sebuah kisah perjuangan. Dengan luas 5m x 15m, kontrakan tersebut terdiri dari tiga kamar tidur dan satu ruang tamu dengan biaya sewa Rp 800.000 per bulan. Meskipun sederhana, rumah itu menjadi tempat berlindung bagi keluarga Ibu Yusmaini dan juga keluarga saudarannya. Mereka menggunakan fasilitas dasar seperti WC sendiri dengan septic tank, serta sumber air minum dari air hujan dan air mandi dari PDAM.

Selain itu, mereka memiliki beberapa aset yang menjadi penopang kehidupan sehari-hari, seperti satu motor, tiga HP, serta perangkat rumah tangga milik keluarga saudarannya seperti kulkas, TV, dan mesin cuci. Aset-aset ini menjadi penunjang kehidupan keluarga mereka dalam menjalani kehidupan.

Keadaan Lingkungan Sekitar

dokumentasi pribadi

Lingkungan tempat tinggal keluarga Ibu Yusmaini adalah sebuah kawasan yang padat penduduk, dengan rumah-rumah berjejer rapat satu sama lain. Akses jalan di sekitarnya sangat sempit, sehingga memberikan hambatan bagi masyarakat setempat dalam menggunakan jalan tersebut. Meskipun demikian, kebersamaan dan solidaritas antarpenduduk tetap terjalin antar mereka.

Observasi dan wawancara mendalam dilakukan pada bulan Februari - Maret 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline