Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Natal dan Pesan Bahagia dari Pelataran Balaikota Surabaya

Diperbarui: 14 Januari 2024   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase foto Natal Akbar yang diadakan di Balaikota Surabaya (sumber: Instagram Dishub Surabaya dan Sapawarga) 

"Kita harus bisa menjaga kota ini sampai kapanpun, untuk anak cucu kita bahwa kita adalah kota yang menjunjung toleransi yang tinggi.

Saya yakin, membangun Surabaya, ketika didasarkan dengan agama yang kuat, agama apapun itu,maka Surabaya akan jadi kota yang makmur, kota yang tentram, kota yang aman, kota yang tenang, dan kota yang damai.

(Eri Cahyadi, walikota Surabaya)

Setelah sukses menggelar Ibadah dan Perayaan Natal Nasional 2023 (Rabu, 27/12) di Graha Bethany Nginden, Surabaya kembali punya gawe. Kali ini (Kamis, 11/1/2024) adalah Natal Akbar yang dipusatkan tepat di jantung kota, pelataran Balaikota Surabaya.

Kegiatan yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dengan mengundang warga Kristen dan Katolik ini adalah termasuk yang pertama. Maksudnya, pertama diadakan di luar gedung (outdoor). Pertama juga bisa diikuti masyarakat umum secara luas.

Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan hanya terbatas untuk ASN di lingkup Pemkot Surabaya. Lokasinya di dalam gedung pertemuan milik sendiri. Kalaupun ada masyarakatnon ASN yang turut hadir, terbatas pada undangan bagi mereka yang ikut tampil memeriahkan Natal bersama antara pegawai yang beragama Kristen dan Katolik tersebut.

Nah, kegiatan yang berlangsung di Taman Surya, sebutan untuk halaman depan kantor Balaikota Surabaya (semacam alun-alun) untuk kegiatan keagamaan non-Islam, baru tahun ini diselenggarakan. Biasanya, di tempat ini jamak diadakan untuk kegiatan doa/pengajian bagi umat muslim yang sudah rutin dilakukan setiap tahunnya.

Tentu saja, upaya Cak Eri, panggilan akrab walikota Surabaya Eri Cahyadi mendapat apresiasi positif bagi banyak pihak. Terlebih bagi umat Kristen dan Katolik yang bersama-sama bisa turut hadir merasakan atmosfer kebersamaan di Balaikota.

 "Balaikota ini adalah rumah rakyat. Siapa pun berhak masuk ke Balaiikota ini. Dan Balaiikota ini adalah milik semua agama: Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghuchu. Maka, kalau ada hari besar agama lainnya, juga akan digelar di tempat ini," kata Eri di hadapan 7.500 hadirin (melebihi target kehadiran 6.000 orang). Ada rasa haru, dan bangga menyeruak di antara tepuk tangan mengapresiasi upaya ini.

Jadi rencananya nanti, tidak lagi sekadar ada pemasangan ornamen keagamaan semata. Namun juga menggelar perayaan hari besar agama yang dimaksud. Di tempat yang sama juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline