Lihat ke Halaman Asli

hendra setiawan

TERVERIFIKASI

Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Bahagia dan Bangganya Jadi Warga Surabaya

Diperbarui: 9 Mei 2021   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain taman di sekitar Jembatan Sawunggaling dan tampak terminal Joyoboyo di belakangnya (foto: dok. pribadi)

Bulan Mei, tepatnya tanggal 31, kota Surabaya merayakan hari jadinya. Namun pekan ini, geliat kota Pahlawan sudah nampak. Berita baik, berita gembira dimunculkan di media. Seperti sedang kebanjiran proyek, tapi ini bukan permulaan. Sebaliknya, ini justru sebuah titik akhir dari perjuangan yang telah lama dirancangkan. 

Proyek berskala besar tingkat nasional dan lokal, seakan menjadi kado HUT yang membahagiakan buat warga kota. Saya akan membahas dua hal ini saja dulu, mengingat ada juga proyek lain yang sudah diresmikan pada 1 Mei lalu. Jembatan Sawunggaling, ikon baru yang terhubung dengan terminal intermoda Joyoboyo.

Apa sajakah itu?

Kompleks PSEL Benowo Surabaya (foto: @BanggaSurabaya)

1. Pengolah Sampah Energi Listrik (PSEL)

Surabaya menjadi kota pertama yang menjadi proyek percontohan untuk proyek Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Total kapasitas dari PSEL yang berlokasi di daerah Beowo ini mampu menghasilkan kapasitas 11 megawatt.

PSEL Benowo diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada Kamis, 6 Mei 2021. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Peraturan Pemerintah (PP) terkait pembangunan PSEL ini telah disiapkannya sejak tahun 2018, sebagai landasan hukum bagi pemerintah daerah yang ditunjuk agar mempercepat realisasi pembangunan PSEL. Dari tujuh kota/kabupaten yang ditunjuk dalam PP No. 35 tahun 2018 ini, hanya Pemkot Surabaya yang mampu menyelesaikan. Sementara yang lainnya masih maju mundur terkendala di beberapa hal.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dalam laporannya menyampaikan bahwa TPA Benowo yang memiliki luas 37,4 hektar ini sudah beroperasi sejak tahun 2001 (masa kepemimpinan Tri Rismaharini). Sedangkan volume sampah yang masuk dan bisa diolah di TPA mencapai sekitar 1.600 ton per hari

Untuk proes pengolahan sampah menjadi listrik, pada awalnya (2012) masih menggunakan metode landfill gas power plant. Tiga tahun berikutnya (2015), mulai menggunakan metode  gasification power plant. Dari setiap 1.000 ton sampah perhari, sudah bisa menghasilkan listrik sebesar 9 Megawatt. Sementara, sampah yang dihasilkan Kota Surabaya mencapai sekitar 1.500 ton perhari.

Pemahaman secara sederhana dari metode gasification power plant adalah proses ketika sampah yang telah ditimbang, kemudian dimasukkan waste pit atau proses pemilahan. Kemudian, sampah itu diayak menggunakan crane, seperti capit dan dimasukkan ke dalam boiler. Di dalam boiler itulah proses pembakaran dilakukan. Metode ini pun terbilang lebih cepat dibanding sebelumnya yakni landfill gas power plant tadi.

Wah, keren... Ini namanya sampah yang bermanfaat :)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline