Lihat ke Halaman Asli

Irfan Rosyidin

Mencoba menjadi Oemar Bakrie di Era Modern

Ada Rasa 17-an di 23

Diperbarui: 23 Agustus 2017   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Merdeka ... Merdeka ... Merdeka... Allahu Akbar!!!"

Seruan pertama yang terucap pagi itu membuka semangat seluruh warga SD Al Azhar Syifa Budi Parahyangan. Ya benar. Bagi sebagian orang mungkin terlambat. tapi bagi kami semangat perjuangan 17 Agustus tidak akan terbatas oleh waktu. bukan semata merayakan kemerdekaan, karena bagi kami kemerdekaan adalah bukan hal yang harus dirayakan, tetapi lebih jauh dari itu, mensyukuri, mempertahankan, dan selalu ingin berbuat yang terbaik untuk negeri ini.

Perjuangan kami di medan perang perlombaan ini dihiasi berbagai macam peperangan (baca:lomba). Mulai dari balap karung sampai estafet air. Kami pun memodifikasi setiap perlombaan agar bisa dilaksanakan bersama. Kami ingin setiap siswa mampu bekerja sama dalam memperebutkan kemerdekaan bagi tiap timnya. Kami bagi setiap jenjang kelas menjadi tiga kelompok. Mulai dari kelas 1-3, dan kelas 4-6. Mereka disatukan dalam tiga kelompok warna. Merah, Hijau, dan Biru.

Ada delapan perlombaan yang kami hadirkan di medan peperangan tahun ini. Setiap tim yang menang akan mendapatkan tiga poin, urutan kedua dua poin, dan terakhir satu poin.

Kegiatan diawali oleh senam pagi bersama dipimpin oleh guru olahraga kami, Bunda Milka dan Yanda Afdol. Semua siswa begitu bersemangat mengikuti kegiatan senam ini. Mereka bertepuk tangan bersama, berteriak bersama, dan mereka tertawa bersama. Kami bangga dengan anak-anak kami. Mereka begitu bersemangat dan tak kenal lelah. Walau mentari saat itu sudah mulai menghangat. Tak terasa keringat mulai menghiasi sekujur tubuh kami.

Setelah selesai senam, kami melanjutkan pertarungan sesungguhnya di medan perlombaan. Diawali yel-yel tiap kelompok. Mereka bersama menyerukan nyanyian penyemangat. Kekompakkan begitu terlihat. Tidak lupa mereka tebar senyuman disetiap sela kegiatan mereka. Begitu membanggakan, mengharukan, dan membuat keyakinan semakin melambung tinggi bahwa merekalah yang nanti akan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi. "Halo-halo biru. Biru pasti nomor satu. Halo-halo biru. Biru pasti nomor satu. Sudah lama biru. Tidak menjadi juara. Sekarang telah menjadi lautan BIRU. Mari bung rebut kembali.

Biru... juara.

Biru... juara.

Biru... juara."

Itulah salah satu yel penyemangat yang akhirnya terpilih menjadi yel terbaik pada pertempuran kali ini.

Setiap perlombaan dilahap dan diikuti oleh seluruh siswa dengan penuh semangat, persaingan sehat, dan canda tawa. Saat lomba karung estafet, kami dibuat tertawa dengan banyaknya siswa yang kesulitan berjalan menggunakan karung. Tapi kami juga dibuat bangga dengan kegigihan para siswa. Di kala mereka terjatuh, mereka selalu semangat untuk kembali bangkit dan melanjutkan permainan. Disusul setelah itu lomba makan kerupuk. Bagi kami, epndidikan agama adalah nomor satu. Salah satu cara kami menyiasati pendidikan agama adalah dengan cara melakukan perlombaan makan kerupuk dengan cara duduk di kursi. Tidak lagi hanya berdiri sambil makan kerupuk. Kami ingin selalu mengingatkan bahwa makan sambil berdiri adalah suatu hal yang dilarang agama. Dari pertempuran itu pun kami mendapat banyak hal. Dibuat tertawa dengan tingkah polah anak-anak kami. bagaimana mereka saling menyuapi. Saat yang satu begitu lahap, berpasangan dengan siswa lain dengan cara makan yang lebih sedikit. Kami pun dibuat bangga dengan perjuangan menghabiskan kerupuk, kesabaran peserta menunggu giliran karena temannya masih berusaha untuk menghabiskan keurpuknya, dan kebersamaan dalam memberikan semangat kepada temannya yang sedang berjuang. Setelah pertempuran dengan kerupuk para peserta dihadapkan pada perlombaan bakiak. 12 orang bersiap dalam setiap kelompok. Dibagi tiga kloter dengan setiap kloter empat orang. Kemeriahan kembali pecah. Dibuat tertawa dengan kelompok yang berusaha untuk menyamakan langkahnya dan dibuat bangga dengan kegigihan tiap tim. Setiap mereka terjatuh, mereka selalu bersemangat dan langsung berdiri mengejar ketertinggalan mereka. Sungguh perjuangan yang mengharukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline