Lihat ke Halaman Asli

Hasan Al Jaizy

Seorang pelajar kecil yang sedang berusaha berdagang

Sedikit Tentang DUA DUNIA dan Ketergentayangan

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: ads-kerjaonline.blogspot.com

[caption id="" align="alignnone" width="704" caption="Sumber Foto: ads-kerjaonline.blogspot.com"][/caption] Ada program TV bernama Dua Dunia, entah hari apa ditayang, pastinya malam-malam. Karena program ini berkenaan dengan alam gaib yang tentu saja kurang sreg jika ditonton di siang bolong. Dua Dunia sejatinya menarik; karena adanya proses mediumisasi [semacam pemasukan ruh jin ke jasad manusia sebagai perantara] sehingga bisa mendengar langsung jin berbicara dan bertingkah. Tentu saja sebagian jin itu adalah setan pendusta; namun tak jarang setan-setan tersebut sangat-sangat jujur mmbongkar kesesatannya sendiri dan berbicara persis seperti yang diyakini dalam aqidah Islam. Well, keterbatasan waktu membuat saya merasa tidak perlu merinci kalimat-kalimat dari jin-jin tersebut lalu dicocokkan dengan aqidah Islam. Mudah-mudahan sempat untuk menulis di waktu lain. Sebagian besar edisi di'aktori' oleh Pak Hakim Bawazir, yang pintar sekali menyudutkan klaim para setan dan sangat kritis. Seringkali dia juga melantunkan hikmah disertai ayat dan menyebut wirid-wirid syar'i untuk menghindar dari jin [baca: setan]. Meskipun saya pribadi tidak melabeli beliau sebagai seorang 'ustadz'. Program Dua Dunia telah berkali-kali membongkar mitos dan kedustaan; justru melalui lidah setan sendiri. Tapi bukan berarti acara ini 100% bagus dan baik tuk ditonton. Dan tidak layak juga seseorang yang tidak tahu apa2 tiba2 menghakimi dengan kalimat: 'Ah, bohong! Sandiwara!' atau kalimat: 'Khurafat, jangan percaya!' Hehe....jangkrik terus bersuara kencang sekali, namun hanya bisa mengusir tikus. Dalam beberapa episode, Pak Hakim Bawazir tidak hadir. Mungkin memang ada jadwal bergilir, tergantung teritori atau daerah. Hanya saja, saya tidak bisa menekan tombol 'like' bagi pelakon lain selain Pak Hakim. Kenapa? Karena mereka terlalu kelihatan 'dukun' nya dan seperti malas menjelaskan juga meluruskan pemahaman masyarakat mengenai jin. Jadi, seakan asal show saja. Yang penting tampil, mediumisasi terjadi dan selesai. Karena itu, mayoritas penonton program ini, entah di TV atau di YouTube, lebih menyukai kehadiran Pak Hakim. Sebabnya simple: selain 'ganteng', pintar ngomong dan berhikmah. Wah...waaah... KETERGENTAYANGAN SETAN? Langsung saja saya katakan tanpa basa-basi bahwa: Yang bergentayangan adalah ruh setan dari bangsa jin, dengan 2 tujuan:

1. Menyesatkan manusia [agar dikira ruh manusia yang bergentayangan dan masih hidup], atau
2. Sekedar mengganggu dan menakut-nakuti

Dan kekuatan setan tergantung pada manusia itu sendiri. Jika manusia itu lemah iman atau tidak kuat yakinnya, maka setan akan menjadi kuat. Jika manusia takut, setan menjadi lebih kuat. Jika manusia takut hingga mengagungkan, maka setan telah berhasil mengangkanginya.

Namun jika manusia menguatkan diri dengan perisai dzikir atau memang sifatnya yang pemberani, maka setan tidak akan sekuat yang dikira. Semakin kuat iman dan dzikir seorang mukmin, semakin kecil setan menjadi. Maka, usahakan jangan takut sama setan ya, sobat Kompasiana. Merinding boleh. Tapi jangan sampai terlihat lemah tak berwibawa di hadapan setan. Apalagi sampai merinding disko. Duh...duuuh. Mohon maaf jika opini saya salah atau ada kekurangan. Mohon dikoreksi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline