Lihat ke Halaman Asli

Bert Toar Polii

Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Museum Wale ne Tonaas Toudano

Diperbarui: 20 September 2020   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Museum Wale n Tonas Toudano, Sumbangsih Seorang Perantau

Oleh : Bert Toar Polii

Mungkin belum banyak yang tahu, tapi saat ini di Tondano telah berdiri Museum Wale n Tonas Toudano  atas prakarsa seorang perantau asal Tondano yang telah meninggalkan kampungnya sejak tahun 70an.

Adala Lexie Kalonta atau juga sering disapa Lucky yang yang mengambil inisiatif untuk mendirikan museum ini.

Ketika ditanya penulis tentang alasannya membangun museum, Lucky menguraikan sebagai berikut :

Terlalu lama tinggalkan kampung halaman Tondano membuat perasan "mlel mreng"  (rindu pulang) selalu muncul dari dalam hati.

Setiap kali pulang kampong  keadaan kotaku Tondano kelihatan tidak terlalu banyak perobahan.

Hanya di beberapa sektor saja yang agak bagus, misalnya jalan-jalan  aspal dan lebar, jembatan beton dan beberapa bangunan baru seperti sekolah, kantor  pemerintah, Gereja dan rumah-rumah  milik pribadi.

Disektor budaya dan adat istiadat banjak sekali perobahan.

Kalau setengah abad lalu kegiatan pemuda/pemudi, mereka rajin berlatih tarian Maengket dan koor lagu Rohani karena acara ini dipertandingkan setiap 6 bulan, sekarang ini sepertinya tidak pernah lagi terdengar  gaungnya bahkan lirik-lirik nyapun sudah dilupakan.

Kapan akan ada perobahan kampungku yang tercinta ?, demikian Lucky menjerit dalam hatinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline