Lihat ke Halaman Asli

Harry Ramdhani

TERVERIFIKASI

Immaterial Worker

Berkenalan dengan Ridwan Remin dari Banyak Sisi

Diperbarui: 31 Desember 2018   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridwan Remin ketika tampil dalam acaranya: Introduction. (Foto: Stand-up Indo Bogor/@fikriip21)

Akhirnya aku menulis ini juga, seperti Ridwan Remin yang akhirnya membuat Mini Show sendiri.

Bukan. Yang aku tahu Ridwan Remin bukan seperti yang dibentuk ketika ia menjuarai SUCI 7; bukan juga seperti yang sering diomongkan pada acara Ghibah. Ridwan Remin yang aku tahu: seorang yang hanya ingin mencoba hal baru dari apa yang ia tidak tahu.

Aku ingat, satu waktu setelah Ridwan Remin menjadi opener untuk Ernest Prakasa pada stand-up special 'Illucinati', ia bilang ingin mempunyai materi seperti Ernest. Materi seperti apa, tanyaku ketika itu.

"Pokoknya satu set materi yang bercerita, story telling dan memetaforkan banyak hal," jawabnya.

Maka setelah combud (comedy buddy) ini-itu, kemudian lahir satu set utuh tentang cerita di rumah makan padang. Semua ada, lengkap, dari bagaimana ia melihat makanan-makanan yang ada di sana hingga cerita antar makanannya. Materi ini juga ia bawakan ketika (masih) mengikuti kompetisi SUCI 7 dan... lucu, tentu saja.

Atau yang lain, saat aku dan dia datang ke bedah buku Candra Malik 'Makrifat Cinta', sepulang dari sana ia ingin langsung membuat satu buku. Apa saja, katanya. Yang ia minta padaku saat itu hanya satu, menjadi editornya.

Aku yang tidak paham apa-apa ini, dengan terpaksa tentu saja, menerima tawaran tersebut. Cukup panjang dan lama, tapi kemudian lahirlah sebuah novel pertamanya: Auahelap!

Namun, ketika Ridwan Remin ingin membuat stand-up special sendiri, meski berbentuk mini show, aku tidak tahu apa yang melatarbelakanginya? Aku sendiri tidak ingin bertanya, tahu-tahu posternya Introduction bertebaran di linimasaku dan dalam kurang dari 2 hari tiket terjual habis.

***

Setelah aku mentransfer satu tiket pesananku, ada yang kemudian muncul dalam pikiran: akan seperti apa nanti pertunjukan Introduction?

Lama memikirkan itu, aku jadi teringat satu tulisan pertamanya pasca menjadi juara SUCI 7: mengistirahatkan semua materinya dengan membuat satu pertunjukan khusus. Yha. Mungkin kesempatan itu baru Ridwan Remin realisasikan satu tahun setelah itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline