Lihat ke Halaman Asli

Harmoko

Penulis Penuh Tanya

Murid SD Swasta Meningkat Tajam: Alarm untuk Sekolah Negeri?

Diperbarui: 17 Juli 2025   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu dan anak di persimpangan pilihan: sekolah swasta yang modern atau sekolah negeri yang mulai usang./Ilustrasi Gambar dihasilkan dengan bantuan AI 

"Pendidikan bukan hanya soal bangku dan papan tulis, tapi soal harapan dan masa depan."

- Penulis Penuh Tanya

Selama lima tahun terakhir, jumlah siswa baru di SD swasta melonjak tajam. Fenomena ini seakan menegaskan bahwa banyak orang tua tak lagi sekadar mengejar "gratisan" di sekolah negeri, tapi mulai realistis terhadap kualitas pendidikan. Data dari Kemendikbudristek memperlihatkan fakta mengejutkan: pertambahan murid SD swasta rata-rata mencapai 17.580 siswa per tahun, sementara SD negeri hanya bertambah sekitar 3.634 siswa per tahun.

Pergeseran ini bukan soal tren semata, tapi mencerminkan kegelisahan publik terhadap kondisi riil sekolah negeri di berbagai daerah. Orang tua tidak lagi ragu berinvestasi lebih untuk mendapatkan layanan pendidikan yang dianggap lebih manusiawi dan berkualitas. Tapi benarkah SD swasta memang lebih unggul dalam segala hal?

SD Swasta: Naik Daun Karena Mutu?

Salah satu alasan kuat meningkatnya peminat SD swasta adalah kualitas akreditasi. Sekitar 28,4 persen SD swasta telah meraih akreditasi A, sementara SD negeri tertinggal di angka 20,7 persen. Ini tentu bukan angka semata, karena akreditasi menilai banyak aspek---kurikulum, sarana, kualitas pengajar, hingga manajemen sekolah.

Kemudian, bicara soal fasilitas, banyak SD swasta menawarkan ruang kelas yang lebih layak, bahkan seringkali dilengkapi pendingin udara, proyektor, hingga ruang laboratorium. Data resmi menunjukkan 66,5 persen ruang kelas SD swasta dalam kondisi baik, sedangkan SD negeri hanya 34,4 persen. Bahkan, laboratorium sains dimiliki oleh 22,9 persen SD swasta, sementara SD negeri hanya 4,8 persen.

Bagi orang tua, kondisi kelas bukan hanya urusan dinding dan plafon, tapi juga mencerminkan seberapa besar sekolah menghargai kenyamanan belajar anak mereka. Terlebih jika anak harus belajar di kelas rusak, minim cahaya, tanpa ventilasi, dan sesak karena jumlah murid yang terlalu banyak.

SD Negeri: Terjebak Kuantitas?

Sekolah negeri di Indonesia menghadapi masalah klasik: kelebihan murid. Di kawasan Jabodetabek, misalnya, rata-rata satu kelas bisa menampung 30 murid. Di Bekasi, bahkan tembus 53 siswa per rombongan belajar. Ini jauh melampaui batas ideal maksimal 28 murid per kelas yang ditetapkan Permendikbudristek No. 47 Tahun 2023.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline