Lihat ke Halaman Asli

Haris Fauzi

Pembelajar

Cerita Cinta September

Diperbarui: 19 September 2018   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah adalah koentji.

Permulaan bulan september ini, saya kok serasa tempat curhat untuk beberapa teman. Ada yang sudah lama menjalani pacaran eh mau melangkah serius orang tua mereka malah gag setuju dan bubrah deh, ada cerita lain juga tentang temen SMA yang dijodohin sama orang tuanya yang notabene seorang Kiai dan lucunya aku gag tahu apa apa  tentang dia eh malah diceritai sama temen yang dapet berita langsung dari buleknya.

Oke gan lanjut lagi ceritanya. Aku ini orangnya males ngurusin orang lain apalagi cerita cinta, bukan tak simpati sama cerita kamu atau aku orang bertipe EGP. Alasannya Cuma satu,  apa? Ya, karena  cinta kan urusan hati loe masak aku ngikut ngerasain cinta kamu githu kecuali ketika kamu ngajak plus traktir makan telur penyet sama es teh  di Pujasera. Itu baru berpengaruh sama aku terutama masalah si perut.

Aku juga kadang senyum senyum sendiri sama ceritaku sendiri,  sering dapet cerita cinta teman tapi cerita sendiri pun ikut tak tahu arahnya mau dibawa kemana [kemana2 terserah, kesini, kesitu, kesinu atau  kesiti]. Ada yang cuma jadi friendzone ada juga yang di PDKT malah ngejauh [ nasib cinta loe juga ngenes gan begitu guman ku dalam hati].

Masalah cinta memang tak  semudah membalik telapak kaki eh salah telapak tangan maksudnya, butuh waktu lama untuk melupakan dan mencintai satu sosok perempuan kecuali kalau dirimu sudah ahli dan kompeten. Selain butuh waktu yang lama, untuk mencintai kamu butuh alasan yang logis mengapa kamu begitu mencintainya mungkin agama atau keilmuan yang dimiliki, cinta tak selalu buta bisa membedakan si cantik dan si buruk rupa juga.

Oke pokoke gag usah bilang kalau cinta itu bullshit, karena aku hidup perlu orang sekitar untuk selalu mendukung setiap langkah yang diambil.

Siapa pun yang pernah bermain dengan cinta pasti kan percaya. Bahwa suatu yang bermain dengan cinta itu awal mula kejadiannya mirip permainan belaka. Hanya saja, apa yang semula tampak seperti ilusi, seperti coretan abstrak, akhirnya benar benar terjadi. Menakjubkan sekali.

Getaran demi getaran di hati yang sulit diterjemahkan itu pelan-pelan menggumpal dan menerobos keluar kemudian mengejawantah dalam kehidupan kita. Maknanya pun demikian indah dan agung. Nyaris tak ada kata maupun ungkapan yang tepat serasi untuk melukiskan atau memaparkan keindahan dan keagungannya.

Hakikatnya pun tak dapat direngkuh, apalagi digenggam, kecuali lewat pengamatan dan penjiwaan yang mendalam. Sepanjang sejarah, cinta sama sekali tidak dimusuhi oleh agama dan juga tidak dilarang oleh syariat islam. Karana cinta adalah perkara hati, dan mengenai isi serta suara hati manusia itu sesungguuhnya hanya Allah yang Maha Tahu

Cinta yang Tersembunyi

Diantara sifat orang yang sedang jatuh cinta adalah yang menyembunyikan perasaan ini, dan enggan kalau ditanya. Kadang ia bertingkah seolah tidak sedang memendam cinta, tampil sesantai mungkin agar dikira pikirannya sedang disibukkan dengan cinta.

Padahal api cinta sedang membakar jiwanya. Meski mulutnya diam seribu bahasa, tapi gerak gerik dan matanya berbicara lantang tentang apa yang berkecamuk dalam jiwanya. Ibarat api dalam sekam, atau gumpalan air dalam perut bumi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline