Lihat ke Halaman Asli

Persib terbukti Dikorbankan PSSI

Diperbarui: 22 Oktober 2018   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukuman membabibuta Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada Persib Bandung akhirnya membuahkan hasil. Persib dipaksa turun dari puncak kelas semen sementara Gojek Liga 1 2018 oleh PSM pada pekan ke 26. 

Persib juga harus menelan kekalahan terbesar di ajang kompetisi tertinggi sepak bola nasional itu setelah dihajar Persebaya Surabaya dengan skor telak 1-4, Sabtu 20 oktober 2018. 

Terpuruknya Persib bukan karena kualitas pelatih, pemain maupun manajemen. Tapi karena keputusan  diluar pertandingan. Terutama saat Komdis PSSI mengeroyok pemain utama Persib dengan  hukuman  yang membabibuta akibat kematian  anggota The Jack Mania Haringga Sirla (alm)  di luar stadion GLBA,  21 September 2018 lalu.

Keputusan wasit yang dinilai terus merugikan Persib sejak awal liga dimulai, tak mempan meruntuhkan persib. Justeru sebaliknya, pelatih dan pemain Persib yang profesional mampu memuluskan langkah menempati posisi puncak kelasemen selama beberapa pekan. 

Hingga akhirnya Komdis PSSI mendapat peluang emas untuk menghancurkan Persib. Pengeroyokan Bobotoh terhadap Anggota The Jackmania Hatingga Sirla  dibalas secara bringas dan sadis.

Kebringasan komdis PSSI terhadap persib dengan menghukum sejumlah pemain pilar dengan hukuman larangan bertanding. Striker andalan Ezechiel Ndouasel  dilarang bermain dalam lima pertandingan; Bojan Malisic yang dilarang tampil empat kali dan Jonathan Bauman diskors dua kali pertandingan. Bahkan asisten pelatih fernando soler dilarang melatih hingga kompetisi berakhir.

Dihukum membabibuta dengan dalih demi kepentingan sepakbola nasional. Dengan dalih agar tidak terulang dikemudian hari. Dengan dalih momen perbaikan sepak bola, persib dikorbankan PSSI. Padahal selama ini, kualitas wasit  yang selalu dikeluhkan hampir seluruh klub tak terdengar langkah PSSI memperbaikinya. 

Ketidakadilan di dalam dan di luar pertandingan bisa menimpa  klub manapun. Tidak hanya persib. Selama keputusan Komdis PSSI bersifat emosional dan membabibuta. Berazaskan momentum bukan keadilan. 

Mengorbankan pemain Persib dengan dalih kepentingan sepak bola nasional sangat jauh dari keadilan. Akhirnya, tidak salah jika orang menilai  tindakan komdis PSSI kepada pemain persib sama saja dengan kelakuan oknum bobotoh kepada Haringga Sirla. 

Fenomena ini  membuka mata anak bangsa. Betapa sulitnya m menegakkan keadilan di negeri tercinta  ini. (***)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline