Lihat ke Halaman Asli

Hans Pt

Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Dari Alun-alun Yogya: Kemesraan Ini Janganlah Pernah Berlalu

Diperbarui: 20 Januari 2020   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Hans

Alun-alun Kidul, Panembahan, Keraton, Yogyakarta pada Minggu pagi ini, 29 Desember 2019--seperti biasa--sangat semarak. Masih pukul 06.00, tapi lokasi seluas lapangan sepak bola itu sudah ramai oleh warga. 

Hampir dapat dipastikan sebagian besar masyarakat yang tumplek-blek di tempat itu bukan warga Yogyakarta. Ini musim liburan akhir tahun. Tiga hari lagi kita akan masuk tahun yang baru, 2020. Banyak orang luar datang ke Kota wisata ini.

Selamat jalan Tahun 2019 yang penuh gejolak politik. Jangan pernah hadirkan lagi kondisi sosial-politik yang panas dan menyeramkan seperti di eramu. Kami bosan, kami lelah, kami letih, kami muak! Kami ingin hidup damai dengan sesama manusia, selamanya.

Dan kembali, sekali lagi saya ucapkan Selamat Hari Natal bagi teman, saudara, handai tolan yang merayakannya-- serta kepada kawan-kawan yang tidak mengharamkannya. Rukun dan damai itu lebih utama ketimbang mengharam-haramkan sesuatu secara serampangan. 

Menyongsong tahun baru 2020, banyak penduduk dari daerah lain yang memilih Kota Sultan ini sebagai destinasi wisata akhir tahun bersama keluarga. Di jalan-jalan utama, banyak kendaraan bernomor polisi non-AB. 

Bukan hal yang luar biasa sebenarnya jika Kota Pelajar ini selalu ramai dengan wisatawan, sebab dia memang dikenal juga sebagai kota wisata yang terkemuka di negeri ini. Hampir semua sudut kota ini bisa dijadikan tempat wisata.

Banyak tempat menginap, non-hotel, di segala sudut kota, termasuk di sekitaran Alun-alun Kidul. Penginapan sederhana yang murah-meriah, tetapi bersih, nyaman, aman, berkelas. Cocok untuk keluarga berakhir pekan. Ini bukan iklan, tetapi pesan dan kesan.

Kembali ke alun-alun yang luasnya setara lapangan sepak bola, dan di tengah-tengahnya tumbuh dua pohon beringin besar. Konon usianya sudah ratusan tahun(?) Pagi itu ratusan warga bersenam pagi ria diselingi musik riang. Semua bersenam dipandu oleh seorang wanita dengan lagu yang sedang poluler: "... entah apa yang merasukimu..."

Semua orang bersukaria, bersenam pagi dengan rasa persatuan, sekalipun mungkin tidak saling kenal. Sementara di sekeliling lapangan itu penuh pedagang makanan, minuman, cendera mata, dan sebagainya.

Pengunjung yang tidak ikut bersenam pagi, banyak yang menikmati makanan yang dijual di sana. Bisa jadi banyak tamu penginapan di sekitar situ memilih untuk sarapan pagi di sana, sambil menikmati keramaian yang tersaji pada pagi yang sejuk itu. 

Di malam harinya pun tempat itu tak kalah ramai dan semarak dengan masyarakat yang bermalam minggu, sambil menikmati aneka jajanan. Jadi tidak salah jika menyebut alun-alun itu sebagai sebuah tempat wisata kuliner. Asal tahu, bukan cuma itu alun-alun yang jadi tempat wisata di Yogya, masih ada yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline