Lihat ke Halaman Asli

Handra Deddy Hasan

TERVERIFIKASI

Fiat justitia ruat caelum

"Bekas" yang Sexy

Diperbarui: 27 Maret 2023   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Entah apa sebabnya tiba-tiba dalam minggu-minggu terakhir ini Pemerintah begitu getol melarang dan mengancam dengan pidana para importir pakaian bekas, padahal selama ini dibiarkan saja.

Kebijakan Pemerintah untuk barang "bekas" yang satu ini memang ibarat anget-anget tai ayam. Kadang-kadang Pemerintah begitu kerasnya ingin menegakkan hukum, kemudian senyap dan diam lagi dalam waktu yang lama.

Fenomena impor pakaian bekas di Indonesia atau lebih kerennya yang biasa disebut juga sebagai "pakaian secondhand" dari luar negeri, terutama dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Malah banyak juga dari negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, Hongkong dan negara tetangga Indonesia Singapura, Malaysia dan Thailand.

Impor pakaian bekas di Indonesia telah ada sejak lama dan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang di Indonesia memilih untuk membeli pakaian bekas karena harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan pakaian baru.

Selain itu, pakaian bekas juga bermerk, dianggap memiliki nilai kualitas tinggi dan mengikuti tren mode.

Jadi pakaian bekas impor tidak hanya sekedar murah sehingga bisa merusak industri pakaian jadi Indonesia, tetapi juga merupakan barang bermerk (branded) terkenal yang berkualitas tinggi dan mengikuti tren mode.

Merk-merk terkenal yang mahal dan sebagai simbol gaya hidup yang biasa dijual di mal-mal mewah berpendingin udara seperti di Plaza Indonesia atau di Grand Indonesia Jakarta bertebaran di lapak-lapak pasar-pasar kumuh di Indonesia. Merk apapun seperti Chanel, Louis Vuitton, Dior, Yves Saint Lauren, Hermes, Balenciaga, Givenchy, Lanvin, Gucci, Prada, Armani, Versace, Dolce & Gabbana, Fendi, Valentino, Salvatore, dll.

Begitu juga merk-merk fashion terkenal di bidang olahraga seperti Nike, Adidas, Puma, Under Armour, Reebok, Asics, New Balance, dll tinggal sebut, dipastikan ada di lapak-lapak penjual baju bekas.

Selain daripada itu, bagi kaum milenial ada gaya hidup, berbelanja kebutuhan yang lagi tren yaitu thrifting.

Thrifting adalah praktik mencari barang-barang bekas yang masih layak pakai, seperti pakaian, sepatu, aksesoris, dan perabotan rumah tangga, di toko barang bekas atau penjualan barang bekas seperti garage sale, bazaar, dan pasar loak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline